Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Anggota DPR Bahas Situasi Perlambatan Ekonomi Global

        Anggota DPR Bahas Situasi Perlambatan Ekonomi Global Kredit Foto: Boyke P. Siregar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Anggota Komisi XI DPR RI Heri Gunawan menyoroti situasi perlambatan ekonomi global yang ada saat ini sehingga diharapkan berbagai pihak terkait juga dapat membuat kebijakan yang tepat guna mengantisipasinya. "Situasi dan perlambatan ekonomi global belum stabil dan diperkirakan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang," kata Heri Gunawan dalam rilis, Kamis (2/2/2017).

        Menurut dia, ketidakpastian itu juga dinilai semakin diperburuk dengan ekspektasi negatif kebijakan pemerintah baru AS yang memperketat kebijakan moneternya. Politikus Partai Gerindra itu juga mengingatkan faktor lainnya yang juga terkait perlambatan ekonomi global antara lain adalah dampak Brexit (keluarnya Inggris Raya dari Uni Eropa) serta melambatnya pertumbuhan China, negara dengan perekonomian terbesar saat ini.

        Dia juga berpendapat bahwa Surat Utang Negara (SUN) saat ini terlalu gemuk dan tingginya ketergantungan terhadap Surat Berharga Negara (SBN) dan instrumen utang lainnya sehingga berpotensi mengancam secara ekonomi.

        Terkait dengan masa kerja komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang akan berakhir pada Juli 2017, dia menginginkan calon komisioner OJK yang baru juga mampu mengantisipasi tren perekonomian mendatang.

        Sebelumnya, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Suahasil Nazara mengatakan pihaknya akan terus memantau perkembangan APBN yang dalam jangka pendek bisa terdampak oleh perkembangan terbaru ekonomi global. "Kami masih menjalankan (APBN) dahulu. Akan tetapi, tentu dengan melihat seluruh aspek," kata Suahasil di Jakarta, Rabu (25/1).

        Suahasil mengatakan bahwa perkembangan ekonomi saat ini sangat dinamis, terutama terkait dengan kondisi di AS pascapelantikan Presiden Donald Trump yang akan menerapkan kebijakan proteksionisme dan kenaikan harga komoditas global.

        Sementara itu, Chief Economist SIGC (SKHA Institute for Global Competitiveness) Eric Sugandi menilai konsumsi rumah tangga akan tetap menjadi motor pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2017. "Tahun ini konsumsi rumah tangga masih akan menjadi pendorong utama pertumbuhan, baru kemudian investasi dan pengeluaran pemerintah," ujar Eric di Jakarta, Kamis (19/1).

        Menurut Eric, pertumbuhan masyarakat kelompok kelas menengah turut membantu perekonomian Indonesia dari sisi konsumsi tersebut. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Sucipto

        Bagikan Artikel: