Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sulsel Target Produksi Kakao Tembus 276 Ribu Ton

        Sulsel Target Produksi Kakao Tembus 276 Ribu Ton Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
        Warta Ekonomi, Makassar -

        Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan menargetkan peningkatan produksi kakao hampir dua kali lipat pada 2017. Diketahui, Sulsel memproduksi kakao melebihi 145.674 ton pada 2016.

        "Tahun ini, kita upayakan produksi bisa tembus 276 ribu ton," kata Kepala Dinas Perkebunan Sulsel Firdaus Hasan saat pemaparan program kerja di Kantor Gubernur Sulsel, Senin (13/2/2017).

        Berdasarkan data Dinas Perkebunan Sulsel, angka sementara produksi kakao pada 2016 sebesar 145.674 ton yang berasal dari 239.266 hektare lahan di 22 kabupaten/kota. Nilai produksinya mencapai Rp4,6 triliun. Pengolahannya menjadi biji kakao sebesar 16.990,36 ton menyumbangkan pendapatan dari ekspor sebesar US$48,44 juta.

        Firdaus mengatakan bahwa dari 10 komoditas unggulan Sulsel, kakao masih menjadi komoditas yang paling diminati dalam dan luar negeri. Karena itu, beragam langkah peningkatan produksi dan nilai tambah produk terus dilakukan. Tahun ini pihaknya mendorong Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) mengolah kakao menjadi produk jadi demi peningkatan nilai tambah.

        Kakao asal Sulsel, menurut Firdaus, banyak diekspor ke China, Jepang, India, Malaysia, Srilanka, dan India. Besarnya permintaan atas komoditas tersebut, lanjut dia, memacu pihaknya untuk mendorong petani meningkatkan produksi. Toh demikian, tidak dilupakannya upaya mendorong pengolahan kakao menjadi produk jadi, seperti cokelat atau gula-gula.

        "Selama ini kita ekspor kakao misalnya ke Malaysia dan kembalinya kita beli kakao dan gula-gula. Kita tidak menginginkan seperti itu terus makanya Gapoktan harus didorong untuk mengolah kakao," ucapnya sembari menyebut sudah ada gapoktan di Luwu yang berhasil mengolah kakao tersebut, meski dalam produksinya belum besar.

        Guna meningkatkan daya saing gapoktan yang mengolah kakao menjadi cokelat atau gula-gula, pihaknya akan menggandeng kerja sama dengan Dinas Koperasi dan UKM. Menurut Firdaus, salah satu permasalahan klasik para pelaku usaha yakni kemasan yang belum mendukung.

        "Itu harus dicarikan solusi agar bisa bersaing," tutur dia.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Tri Yari Kurniawan
        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: