Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Cuaca Buruk, 3.000 Nelayan Kecil di Balikpapan Tidak Melaut

        Cuaca Buruk, 3.000 Nelayan Kecil di Balikpapan Tidak Melaut Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Balikpapan -

        Sekitar 3.000 nelayan kecil Balikpapan, Kalimantan Timur, sejak akhir Desember 2016 lalu hingga sekarang ini tidak melaut. Hal ini disebabkan masih terjadi angin barat yang menyebabkan gelombang tinggi.

        Kepala Dinas Pertaninan, Kelautan, dan Perikanan Balikpapan Yosmianto mengatakan nelayan yang tidak melaut merupakan nelayan dengan kapal berkapasitas di bawah lima gross ton. Atas?situasi ini, sebagaian besar nelayan mengisi waktu dengan aktivitas lain seperti?mengojek. Namun, dia menolak jika dikatakan nelayan beralih profesi.

        "Bukan beralih, cuma memanfaatkan waktu luang. Dia mencari penghasilan di luar kegiatan melaut. Bukan beralih. Biasa, kalau cuaca buruk mengisi waktunya di tempat lain," katanya di Balikpapan, Minggu?(19/2/2017).

        Yosmianto mengatakan DPKP Balikpapan sejak lama memiliki program diversifikasi profesi bagi keluarga nelayan. Nantinya, jika cuaca kembali normal maka nelayan Balikpapan akan menjalani kembali pekerjaan utama tersebut.

        "Ada diversifikasi usaha biasanya ibu-ibunya, kayak jemur ikan, mengubah ikan jadi makanan lain. Kita melatih mereka untuk menjadi pelaku UKM membuat makanan dari bahan dasar ikan laut. Kayak amplang, ikan asin, tepung ikan, pengolahan dari rumput laut. Sekarang ini masih berjalan program ini sejak lama dan memang ada," jelasnya.

        Dia mengungkapkan dari program ini salah satu keluarga nelayan kecil di TPI manggar, Tuty, memenangkan penghargaan nasional. "Dia menang untuk pembuatan amplang," ungkapnya.

        Disampaikan, jumlah nelayan asal Balikpapan yang tersebar di sejumlah titik, yakni Manggar, Markoni, dan Kampung Baru sekitar 5000 orang.

        "Kalau kapal kecil enggak bisa sama sekali ke laut," katanya.

        Akibat cuaca buruk ini, diakui Yos, otomatis jumlah tangkapan ikan berkurang sehingga pasokan ikan terpaksa didatangkan dari luar daerah seperti dari Mamaju, Bontang, melalui jalur darat. "Sekarang kan lagi kurang ikan. Itu ada yang datang dari Mamaju Sulbar, Kota Bontang masuk ke TPI lalu disebar ke pasar," ujarnya.

        Ia mengakui DPKP belum dapat menghitung jumlah kebutuhan ikan laut di Balikpapan sebab perbedaan?untuk konsumsi rumah tangga dan industri.

        "Jadi, susah hitung kalau dari nelayan tangkapan setahun kita sekitar 5.000 ton itu untuk nelayan kapal kecil saja," sebutnya.

        Namun, masih ada nelayan Balikpapan dengan kapal besar yang beraktivitas mencari ikan di luar laut Balikpapan. "Ya, sebagian besar dipasok dari luar," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Aliev
        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: