Pakar Kritik Narasi Ekonomi Rakyat dalam Korupsi Timah: Rakyat Tak Ingin Lagi Dibodohi Elite!
Praktik penambangan ilegal yang dilegitimasi melalui skema korupsi terus menjadi momok bagi lingkungan hidup di Indonesia, khususnya di Bangka Belitung. Aktivitas ini tidak hanya menyebabkan kerusakan lahan dan degradasi lingkungan yang parah, tetapi juga memperkaya segelintir elite di atas penderitaan masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam tersebut.
Pengamat Pertambangan, Ferdy Hasiman melihat usaha para tersangka untuk mencari empati publik melalui narasi "ekonomi rakyat" dilihat hanya sebagai strategi yang terlalu terlambat. Masyarakat kini lebih cerdas dan mampu melihat motif sebenarnya di balik langkah tersebut.
Baca Juga: MIND ID Raih Anugerah Pelopor Hilirisasi dan Tambang Berkelanjutan
Masyarakat kini menantikan perbaikan tata kelola pertambangan timah yang benar berpihak pada rakyat. Bukan janji manis untuk melanggengkan praktik tambang ilegal.
"Masyarakat sudah melek, tak ingin lagi dibodoh-bodohi para elit dan cukong. Rakyat juga ingin berdaulat dalam mengelola sumber daya alam timah sesuai dengan regulasi yang berlaku.” tegas Ferdy, Senin (23/12/2024)
Kasus ini harus menjadi momentum bagi pemerintah dan aparat penegak hukum untuk menunjukkan komitmen mereka dalam memberantas korupsi di sektor strategis. Transparansi tata niaga, penegakan aturan yang tegas harus menjadi prioritas utama.
Jika dibiarkan, praktik korupsi semacam ini tidak hanya akan merusak ekonomi Bangka Belitung tetapi juga menciptakan preseden buruk bagi pengelolaan sumber daya alam di Indonesia.
Menurutnya, masyarakat Bangka Belitung tidak butuh cerita haru. Melainkan kebijakan yang berpihak pada rakyat, pengelolaan yang transparan, dan tata kelola pertimahan yang benar-benar peduli pada masa depan negara dan daerah.
"Segala bentuk pembelaan diri dengan dalih ekonomi hanya menambah daftar panjang pengkhianatan terhadap kepercayaan publik.” tegasnya
Dia menambahkan timah merupakan berkah alam yang seharusnya menjadi modal pembangunan Bangka Belitung. Namun, berkah ini akan berubah menjadi kutukan jika terus-menerus dirusak oleh tangan-tangan rakus yang hanya peduli pada keuntungan pribadi.
Baca Juga: Heboh! Jokowi, Anthoni Salim Hingga Aguan Digugat Soal PIK II
"Sudah saatnya rakyat bersuara, dan aparat bertindak, demi keberlanjutan masa depan timah Indonesia,"pungkasnya
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement