Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) mengincar pasar Arab Saudi sebagai sasaran dari produk perikanan dari Indonesia sekaligus menggali potensi terhadap berbagai negara yang jumlah impor ikannya masih minim.
"Arab Saudi kalau tertarik investasi sangat baik. Paling tidak kita dapat menjadikan negara itu sebagai pasar bagi produk kita," kata Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dalam wawancara dengan salah satu televisi swasta di Jakarta, Kamis (2/3/2017) malam.
Menurut Susi, saat ini pihaknya baru melakukan nota kesepahaman (MoU) dalam sejumlah bidang seperti standar keamanan pangan ikan, promosi pemasaran, serta peningkatan hubungan pengusaha kedua negara.
Untuk itu, kata dia, pada forum bisnis sektor kelautan dan perikanan yang kerap digelar setiap bulan di KKP juga akan diundang pihak kedutaan besar Arab Saudi.
Diharapkan dengan undangan tersebut juga membuat Kedutaan Besar Arab Saudi dapat membawa delegasi bisnis terutama importir mereka.
Dengan demikian, lanjutnya, maka pihak importir Arab Saudi bisa menemui eksportir Indonesia untuk kerja sama bisnis lebih lanjut.
Apalagi, Menteri Susi juga mengingatkan kekurangan produksi ikan di beberapa negara tetangga membuat peluang Indonesia untuk ekspor ke sana lebih besar.
"Tentu dengan MoU akan memberi peluang sebesar-besarnya untuk produk Indonesia masuk ke pasar Arab Saudi," katanya.
KKP, menurut Susi, juga punya rencana menargetkan negara yang selama ini bukan tujuan tradisional ekspor perikanan, seperti negara yang tidak punya garis pantai. Hal itu juga ditunjang bahwa gaya hidup sehat seperti diet seafood juga semakin populer secara global.
Sebelumnya, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak para pengusaha Republik Indonesia untuk meningkatkan perdagangan komoditas perikanan dan pemasaran produk-produk laut Indonesia ke Republik Ceko.
"Indonesia seharusnya menargetkan negara-negara 'landlock' (tidak berpantai) seperti Republik Ceko untuk pemasaran produk-produk hasil laut kita," kata Menteri Susi yang telah melakukan kunjungan kerja ke Republik Ceko, 8 hingga 10 Februari 2017.
Menurut Menteri Susi, pada saat ini banyak permintaan dari Republik Ceko untuk komoditas, seperti ikan tuna dan daging kepiting. Impor produk perikanan Republik Ceko dari Indonesia saat ini berada di peringkat ke-19, jauh di bawah Vietnam dan Republik Rakyat Cina.
Untuk itu, Menteri Susi juga mengajak pebisnis Republik Ceko untuk berpartisipasi dalam "Marine and Fisheries Business Forum" yang rutin dilakukan KKP melalui Direktorat Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) setiap bulannya.
Dalam ajang tersebut, lanjut dia, KKP melakukan pencocokan aktivitas bisnis dari permintaan pasar atau keahlian seperti apa pasokan atau kebutuhan pebisnis Ceko yang bisa dibantu oleh pebisnis perikanan di Indonesia. Begitu pula, sebaliknya.
Tidak hanya melakukan perubahan kebijakan di birokrasi, KKP juga berkomitmen untuk mengajak pengusaha Indonesia melakukan promosi produk-produk perikanan dan responsif terhadap permintaan pasar. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil