Kantor Imigrasi di Provinsi Sulawesi Selatan menyatakan jumlah imigran ilegal di daerah ini hingga Februari 2017 tercatat sebanyak 1.986 orang.
"Jumlah imigran ilegal ini cukup banyak, dan datang dari beberapa negara dan akhirnya berada di Sulsel," kata Kepala Divisi Imigrasi Kanwil Kemenkumham Sulsel Ramli HS, kepada wartawan, di Makassar, Jumat (10/3/2017).
Menurutnya, para imigran itu mayoritas dari Afghanistan sebanyak 1.274 orang, disusul Myanmar 217 orang, Somalia 170 orang, Iran 81 orang, dan Sudan 76 orang.
Kemudian, Irak 37 orang, Srilanka 30 orang, Ethiopia 33 orang, Pakistan 46 orang, Palestina 12 orang, Nepal lima orang, dan Eritrea, Yaman, Syria dan Mesir masing-masing satu orang.
"Saat ini mereka tersebar di beberapa lokasi, baik itu rumah penampungan community house maupun rumah detensi Imigrasi Sulsel. Kondisi para imigran di sana baik," ujarnya lagi.
Ramli merinci dari jumlah itu, penampungan terbanyak di community house berjumlah 1.171 orang, selanjutnya di Rumah Detensi Imigrasi Lapas Bolangi sebanyak 151 orang, Kantor Imigrasi Klas I Makassar enam orang, dan Temporary Center sebanyak 658 orang.
"Saya tidak akan mengizinkan lagi imigran ilegal masuk ke Sulsel. Saat ini, imigral ilegal ini masih dicarikan jalan untuk deportasi ke negaranya, mengingat penampungan imigran juga semakin sesak dengan bertambah mereka yang datang ke Indonesia khususnya di Sulsel," ujar Ramli pula.
Data Imigrasi Kemenkumham Sulsel per Januari 2017 tercatat sebanyak 3.259 warga negara asing di wilayah Sulsel.
Beberapa di antaranya berstatus pemegang Izin Tinggal Kunjungan (ITK), Izin Tinggal Terbatas (ITAS), Izin Tinggal Tetap (ITAP), serta Warga Negara Asing atau WNA pencari suaka.
Jumlah WNA pencari suaka atau imigran ilegal itu mencapai 1.986 orang. Banyak imigran gelap yang menetap di Sulsel ini bisa meningkatkan potensi masalah ditimbulkan oleh para pencari suaka tersebut.
"Kami membentuk Tim Pengawas Orang Asing pada tingkat kecamatan. Selama ini hanya pada tingkat daerah saja, kali ini kami akan melibatkan masyarakat sebagai ujung tombak untuk mengawasi orang asing yang tidak dikenal," katanya pula.
Bahkan ditengarai Sulsel telah menjadi 'homebase' atau tempat berkumpul para imigran itu, untuk mencari negara ketiga yang sebagian menuju Australia.
Diduga ada oknum yang menjadi sindikat penyalur imigran ilegal itu dan muaranya pada perdagangan manusia. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait: