Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Gawat! Isu Imigran dan Perang Terbuka Demokrat Vs Republik di Amerika

Gawat! Isu Imigran dan Perang Terbuka Demokrat Vs Republik di Amerika Kredit Foto: Antara/REUTERS/Alkis Konstantinidis
Warta Ekonomi, Jakarta -

Isu imigran merupakan isu domestik Amerika Serikat yang mengemuka di masa Presiden Donald Trump berkuasa. Itu karena, AS adalah negara besar tempat tujuan  warga dunia untuk mengejar mimpi-mimpinya yang disebut sebagai American Dream.

Terkait para imigran di AS, sebagian pihak di Amerika menganggap masuknya banyak imigran ke negeri Paman Sam memunculkan banyak masalah. Dari masalah persaingan kesempatan kerja, budaya, dan agama yang dibawa para imigran yang kerap bergesekan dengan masyarakat asli AS sampai munculnya banyak kriminalitas yang ditimbulkan dari para imigran.

Baca Juga: Top, Ribuan Imigran Gelap Berhasil Dijaring China dengan Modal Rp1,1 Miliar

Donald Trump ketika maju menjadi presiden AS yang akhirnya terpilih mengangkat masalah imigran ini menjadi kampanye politiknya. Salah satu slogan kampanye Trump, American First dan Makes Amerika Great Again adalah kebijakan pembatasan imigran yang akan masuk ke AS dan lebih mendahulukan kepentingan penduduk asli Amerika dibanding kaum imigran atau pendatang di Amerika.

Soal American First dan Make America Great Again, Trump berhasil menarik suara penduduk AS kala itu. Ia menjadi presiden ke-45 AS dan menjabat pada periode 2017-2021.

Pembatasan masuknya kaum imigran ke AS yang mengacu pada tiga kebijakan yaitu nasionalisme, anti-imigran dan anti-muslim. Ketiganya juga didukung oleh kebijakan luar negeri AS pada era Trump yang lebih menekankan pada isolasionisme dan proteksionisme; sesuai dengan slogan kampanye Trump American First, yaitu; Make America Great Again yang diaplikasikan ke berbagai kebijakannya.

Kebijakan politik Trump yang dianggap anti imigran terutama imigran yang berasal dari negara negara muslim ini banyak dikritisi oleh banyak pihak di dalam negeri Amerika sendiri karena kebijakan ini dianggap menciptakan pembelahan dan segregasi di AS yang selama ini tidak terjadi. AS yang merupakan "kampung" global adalah negara yang terbuka oleh siapa pun warga dunia untuk datang ke AS mewujudkan American Dream-nya tapi dengan tetap menjalankan dan menaati aturan dan konstitusi AS. 

Dengan bergantinya presiden dari Trump ke Presiden Joe Biden sepertinya kebijakan anti imigran ini sudah mulai berkurang. Bahkan Biden sendiri memilih seorang wakil presiden yang merupakan seorang Imigran yaitu Kamala Haris.

AS sebagai sebuah negara yang sudah maju peradaban nya harusnya tidak menggunakan isu-isu rasialis untuk mendapat kan dukungan politik. Isu imigran ini tentunya tidak sesuai dengan identitas AS sendiri sebagai bangsa yang terbuka dengan global citizensip untuk masuk ke dalam AS dan memajukan AS.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: