Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Senin pagi bergerak menguat sebesar 21 poin menjadi Rp13.355, dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.376 per dolar AS.
"Pergerakan rupiah mampu bergerak positif meski dolar AS cenderung mengalami apresiasi di pasar global seiring dengan membaiknya data-data ketenagakerjaan," kata analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada di Jakarta, Senin (13/3/2017).
Menurut dia, pernyataan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengenai pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal pertama 2017 cukup memberikan sentimen positif bagi fluktuasi rupiah.
"Darmin Nasution memberikan keyakinannya pada pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2017 dapat mencapai 5 persen, lebih tinggi dibandingkan periode sama tahun sebelumnya 4,92 persen," katanya.
Ia menambahkan bahwa sikap Bank Indonesia yang dinilai juga siap menghadapi kenaikan suku bunga bank sentral AS juga meredakan kekhawatiran pelaku pasar uang. Jumlah cadangan devisa Indonesia pada akhir Februari 2017 yang meningkat menjadi 119,9 miliar dolar AS menjadi sentimen positif.
Pengamat pasar uang Bank Woori Saudara Indonesia Tbk Rully Nova menambahkan bahwa di tengah sentimen fundamental ekonomi Indonesia yang positif, laju rupiah akan bergerak stabil dengan kecenderungan menguat.
"Pengaruh sentimen eksternal dapat tertutupi dengan kondisi ekonomi domestik yang memiliki fundamental positif," katanya.
Kendati demikian, lanjut dia, kemungkinan penguatan rupiah cenderung akan terbatas seiring dengan potensi kenaikan suku bunga AS pada Maret ini. (ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto