Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        KPPU: Harga Daging Sapi di Medan Mahal

        KPPU: Harga Daging Sapi di Medan Mahal Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Medan -

        Harga daging sapi di Medan dan daerah lain di Sumatera Utara masih bertahan mahal atau di kisaran Rp110.000 per kilogram sebagai dampak mahalnya harga impor sapi hidup dan proses produksi lainnya.

        "Hasil pantauan dan dialog dengan importir, harga daging sapi segar memang tidak bisa ditekan lebih murah dari harga dewasa ini karena sapi impornya dan proses produksinya tetap mahal juga,"kata Kepala Kantor Perwakilan Daerah Komisi Pengawasan Persaingan Usaha (KPPU) Medan, Abdul Hakim di Medan, Selasa (14/3/2017).

        Mahalnya harga daging ditambah biaya lain-lain termasuk biaya pakan saat proses penggemukan sebelum dipotong.

        Menurut dia, dengan kondisi seperti itu dan harga impor yang mahal, maka mahalnya harga daging dipastikan bukanlah akibat kartel harga.

        "Kondisi itu harus mendapat perhatian pemerintah," kata Abdul Hakim.

        Apalagi daging beku yang memang bisa diperoleh dengan harga Rp80.000 per kg itu tidak diminati masyarakat.

        Sementara itu Marketing PT Juang Jaya Abdi Alam (importir), David Yasin, mengatakan mahalnya harga daging sapi karena kebijakan pemerintah yang kurang pas dan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kebutuhan protein yang tidak hanya dari daging sapi, tetapi juga daging ayam.

        Dia mengaku, harga daging sapi terus bergerak naik sejak 2012 dan masih Rp85.000 per kg.

        Naiknya harga daging sapi tersebut, katanya, karena pemerintah mengeluarkan kebijakan impor daging sapi dengan berat 350 kg per ekor dan pembatasan kuota impor atau hanya 50.000 ekor.

        Pemerintah sendiri melakukan pembatasan impor dengan alasan sudah swasembada daging, tetapi nyatanya belum.

        "Harusnya pemerintah langsung saja membuka impor sapi dengan berat 450 kg per ekor sehingga tidak ada lagi proses produksi tambahan yang menambah biaya," kata David. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: