Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Kamis pagi (16/3/2017), bergerak menguat sebesar 39 poin menjadi Rp13.325 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp13.364 per dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa mata uang rupiah menguat terhadap dolar AS, ruang penguatannya justru terbuka ke depannya setelah bank sentral AS (The Fed) menaikkan suku bunga acuannya.
"Bukan hanya karena The Fed, tetapi juga koreksi yield US Treasury sehingga akan semakin mendongkrak permintaan surat utang negara (SUN) dan surplus dagang Februari 2017 yang tinggi, kondisi itu akan menjaga pasokan dolar AS di dalam negeri," katanya.
The Fed memutuskan menaikan suku bunga acuannya dalam pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) yang berlangsung pada 14-15 Maret sebesar 0,25 basis poin ke posisi 0,75-1 persen.
Ia menambahkan bahwa fokus pelaku pasar uang selanjutnya pada hari ini (Kamis, 16/3) tertuju pada Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia (RDG BI) yang diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan (BI 7-Day Repo Rate) di level 4,75 persen.
"Ekspektasi itu juga membuat rupiah berpeluang menguat ke depannya," katanya.
Analis Monex Investindo Futures Putu Agus menambahkan bahwa The Fed menaikkan suku bunga, dan mempertahankan proyeksi kenaikan sebanyak tiga kali pada tahun 2017 ini, situasi itu membuat dolar AS melemah.
Kendati demikian, lanjut dia, volatilitas pasar masih akan berlanjut menyusul tiga bank sentral global juga akan mengumumkan kebijakan moneternya. Bank sentral Jepang (BoJ), bank sentral Swiss (SNB), dan bank sentral Inggris (SNB) yang akan mengumumkan kebijakannya akan menjadi fokus pasar. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Sucipto