Potensi konflik dalam gelaran Pilkada Serentak 2017 dinilai tidak bisa dihindari, masing-masing calon mempunyai basis pendukung yang kuat. Apalagi jika menilik situasi di Ibukota Jakarta yang mempunyai pendukung fanatik yang kuat.
Menyambut pelaksanaan Pilkada putaran kedua pada 19 April mendatang, warga Jakarta diminta mengedepankan sikap politik yang dewasa. Pesta demokrasi ini diharapkan tidak ditunggangi oleh penumpang gelap yang ingin mengacaukan situasi ibukota.
Hal itu ditegaskan oleh pengamat militer dan keamanan Susaningtyas Nefo Kertapati. Menurutnya, basis dukungan massa kedua calon yang dinyatakan lolos (Ahok-Djarot dan Anies-Sandi) sama-sama mempunyai sebaran pemilih yang loyal satu sama lain. Jika situasinya memanas, bukan tidak mungkin akan dimanfaatkan kelompok-kelompok radikal yang menunggu aksinya untuk mengacaukan situasi Ibukota.
?Jangan sampai ada penumpang gelap, misalkan kelompok radikal. Kita lihat ada yang menggiring sampai ke isu agama dan etnis,? kata Susaningtyas dalam sesi diskusi di Jakarta, Senin (20/3/2017).
Mantan anggota Komisi I DPR ini menambahkan jangan sampai pihak-pihak tertentu memancing dan memainkan kembali sentimen agama dan ras. Karena hal itu merupakan isu yang sangat berbahaya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
?NKRI itu wadah untuk menampung semua keragaman masyarakatnya. Isu ini kita lihat terus di-create untuk kepentingan politik jangka pendek,? pungkas Politisi Partai Hanura tersebut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ferry Hidayat
Editor: Dewi Ispurwanti