Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga menargetkan rasio wirausaha di Indonesia mencapai 4% pada 2017. Target itu diharapkan akan tercapai dengan kerja sama semua pihak, pemerintah pusat, pemerintah daerah, kampus dan mahasiswa, BUMN, serta pihak lainnya.
Kementerian Koperasi dan UKM telah merilis rasio wirausaha tahun 2016 di tanah air mencapai 3,1%. Artinya, terjadi peningkatan dari rasio sebelumnya yang hanya 1,67%. Ini berarti, rasio kewirausahaan Indonesia sudah melampui batas minimal rasio kewirausahaan sebuah negara, yaitu 2%.
"Dalam kurun waktu dua tahun dapat dicapai rasio kewirausahaan 3,1% mudah-mudahan tahun depan naik menjadi 4%. Kita malu dengan penduduk Indonesia 250 juta orang, tapi jumlah kewirausahaan masih kecil. Kita ingin rasionya paling tidak sama dengan Malaysia yang mencapai 5%, tidak perlu seperti Jepang dan Amerika Serikat yang sudah mencapai lebih dari 10%," kata Puspayoga di Denpasar, Bali, beberapa waktu lalu.
Dia mengatakan mahasiswa merupakan sasaran yang paling potensial untuk menumbuhkan kewirausahaan. Pemda juga diminta merancang program-program yang mendukung kewirausahaan sehingga terjadi sinergi yang optimal.
"Kita datangi kampus-kampus untuk meningkatkan rasio ini. Selama ini saya sudah mendatangi banyak kampus, yang belum akan kita kunjungi," lanjut Puspayoga.
Dia mengatakan pelatihan SDM yang dilakukan pemerintah akan efektif jika diikuti dengan pembiayaan. Oleh karena itu, pemerintah sudah mengeluarkan sejumlah kemudahan pembiayaan seperti KUR, kredit ultra mikro dengan plafon maksimal Rp10 juta, KITE (Kemudahan Impor untuk Tujuan Ekspor), kemudahan biaya ekspor. Kebijakan itu dikeluarkan pemerintah dengan tujuan membantu biaya produksi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) sehingga berdaya saing kuat.
Menanggapi target rasio kewirausahaan 4%, Deputi Sumber Daya Manusia (SDM) Kementerian Koperasi dan UKM Prakoso BS optimistis bisa tercapai. Dia menilai upaya kerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia selama dua tahun ini terbukti berhasil.
Rasio wirausaha yang baru dilansir dihitung berdasarkan data jumlah pelaku usaha yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) hasil Sensus Ekonomi Penduduk 2016. Data BPS menyebutkan jumlah pelaku usaha bidang nonpertanian sebanyak 26,7 juta orang dengan perincian jumlah penduduk yang usahanya tidak menetap sebanyak 18,9 juta dan yang usahanya menetap sebanyak 7,8 juta.
"Dengan jumlah penduduk Indonesia 252 juta jiwa maka dari data BPS tersebut kami menghitung bahwa rasio wirausaha Indonesia mencapai 3,1%," jelas Prakoso.
Karena itu, dia menegaskan pelatihan, magang, dan berbagai peningkatan kompetensi lainnya akan terus dilakukan termasuk juga program wirausaha pemula (WP). ?Dia mengatakan data BPS juga menunjukkan terjadi peningkatan kelas pelaku usaha dari pemula menjadi usaha mikro naik 12%, pelaku mikro ke usaha kecil naik 9%, sedangkan dari pelaku usaha kecil ke menengah sekitar 1%.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: