Pemerintah AS Yakinkan Irak Agar Terus Dukung Upaya Melawan ISIS
Wakil Presiden AS Mike Pence pada Sabtu meyakinkan Perdana Menteri Irak Haider al-Abadi bahwa AS akan terus memberikan dukungan kepada Irak dalam upaya melawan IS, kata pemerintah Irak dalam pernyataan.
Kedua pejabat negara itu membahas keadaan terkini di Suriah dan strategi perang melawan IS melalui saluran telepon oleh Pence, menyusul serangan AS pada Jumat terhadap pangkalan udara Suriah sebagai tanggapan atas "serangan senjata kimia" Presiden Suriah Bashar al-Assad.
Tindakan itu, yang AS yakini dilakukan pemerintahan Assad, menewaskan sejumlah warga pada pekan ini lalu di daerah kekuasaan pemberontak.
Pence menegaskan bahwa tidak ada perubahan kebijakan AS di wilayah itu, prioritas kami adalah mengalahkan IS di Irak dan kawasan sekitarnya, kata pernyataan dari kantor Abadi.
Pemerintah Irak yang saat ini dipimpin oleh penganut Syiah, mengeluarkan pernyataan pada Jumat sebagai reaksi terhadap peristiwa di Suriah, yang menggambarkan perbedaan tindakan antara pasukan gabungan pimpinan Amerika Serikat dan dengan Iran, pendukung utama Assad.
Irak dalam pernyataannya, mengutuk serangan kimia, tanpa menyebut Assad sebagai dalang. Mereka tidak menyerukan untuk dilakukannya penyelidikan internasional, namun meminta untuk dilakukan identifikasi pelaku.
Pernyataan itu juga mengkritik sikap "campur tangan yang tergesa-gesa" dalam peristiwa serangan kimia tersebut, yang menjadi alasan utama AS melakukan penyerangan ke pangkalan udara Suriah.
Pasukan gabungan yang dipimpin AS telah mengirim angkatan udara dan darat mereka untuk mendukung pasukan Irak memerangi petempur pemberontak, yang sewaktu-waktu dapat menduduki kembali kota-kota yang telah berhasil direbut pemerintah di daerah utara dan barat Irak.
Petempur Syiah Irak yang didukung Iran mengatakan pada Jumat, akan terus berjuang di Suriah mendukung Assad, meskipun AS melakukan serangan peluru kendali disana.
"Gerakan kami adalah untuk melanjutkan perjuangan dan pergolakan, posisi kami mengenai perang di Suriah tidak akan berubah," kata juru bicara al-Nujaba Hashim al-Musawi dalam sebuah pernyataan.
Al-Nujaba adalah salah satu kelompok yang dituduh oleh organisasi hak asasi manusia, telah membunuh sejumlah warga sipil yang melarikan diri dari kota Aleppo, Suriah tahun lalu.
Iran, yang memanfaatkan hubungan dengan kelompok Syiah Irak, muncul sebagai pemberi pengaruh utama di Irak setelah Amerika Serikat menarik pasukannya pada 2011. (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri