100 Pebisnis Kuliner Asal Makassar Siap Ikuti Food Start-up Indonesia
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) kembali menyelenggarakan Roadshow Kompetisi dan Konferensi Food Startup Indonesia (FSI) 2017. Setelah menyambangi Medan dan Lombok pada pekan lalu, Bekraf menghelat kegiatan serupa di Makassar yang dipusatkan di Swiss Belhotel Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (21/4/2017). Animo pebisnis kuliner untuk mengikuti FSI 2017 terbilang besar mengingat Makassar merupakan daerah yang kaya keragaman kuliner.
Direktur Akses Non-Perbankan Bekraf Sugeng Santoso mengataan setidaknya ada lebih dari 100 usaha startup subsektor kuliner di Makassar yang mendaftarkan diri pada FSI 2017. Mereka siap bersaing dengan para pelaku usaha kuliner di bidang ekonomi kreatif lain dari berbagai daerah di Indonesia.
"Kami ingin menjaring potensi pelaku usaha dari berbagai daerah melalui FSI 2017. Ekonomi kreatif ini kelak bisa menjadi tulang punggung ekonomi nasional di masa datang," kata Sugeng.
Food Startup Indonesia, Sugeng menjelaskan merupakan kompetisi dan konferensi yang digelar Bekraf untuk memotivasi para pelaku bisnis. Pesertanya adalah pelaku usaha yang menyediakan jasa atau produk kuliner selama satu hingga lima tahun yang memiliki ide kreatif, rekam jejak transaksi, inovasi dan model bisnis yang unggul.
Menurut Sugeng, pada tahap awal pendaftar diwajibkan membuat daftar keunggulan usaha atau pitch desk yang diharapkan mampu menarik investor. Pitch desk yang lolos kurasi akan mengikuti mentoring dalam demoday di Bandung dan Bali pada Mei dan Juli mendatang.
"Sebanyak 20 foodstartup terbaik dari Bandung dan Bali akan bersaing dengan 10 startup dari Foodstartup Indonesia tahun 2016 pada Final Pitching Day di Jakarta pada Agustus. Mereka akan bersaing memperlihatkan keunggulannya di depan juri yang terdiri dari berbagai elemen termasuk investor," papar Sugeng.
Sugeng mengharapkan FSI dapat meningkatkan ekosistem ekonomi kreatif khususnya di bidang kuliner. Juga menjadi akses permodalan bagi pengembangan usaha sehingga produktivitas dan nilai tambahnya meningkat. Adapun ekonomi kreatif, secara umum, disebut mampu meningkatkan pertumbuhan ekonomi dengan kontribusi sebesar 7,8 persen.
Dari sektor ekonomi kreatif, Sugeng mengatakan sudah terserap 15,9 juta tenaga kerja. Pertumbuhannya pun terbilang sangat pesat dibandingkan subsektor lainnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: