Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Supir Angkot di Balikpapan Desak Pertamina Pasok Premium

        Supir Angkot di Balikpapan Desak Pertamina Pasok Premium Kredit Foto: Andi Aliev
        Warta Ekonomi, Balikpapan -

        Aksi buruh 1 Mei 2017 (may day) yang berlangsung di Balikpapan, Kalimantan Timur, dilaksanakan dengan cara jalan sehat dari cafe Pantai Kilang Mandiri, Lapangan Merdeka menuju Balaikota di Jalan Jenderal Sudirman dan kembali ke kawasan Cafe Kilang Mandiri, Senin (1/5/2017).

        Aksi ini didampingi oleh Wali Kota Rizal Effendi bersama Kapolres dan perwakilan DPRD Bal bersama ratusan buruh atau pekerja yang tergabung dalam Forum Komunikasi Serikat Pekerja/Serikat Buruh Balikpapan.

        Aksi ini dimanfaatkan supir angkutan kota (angkot) untuk mendesak pemerintah dan Pertamina agar tidak mengurangi pasokan premium. Sebab sejak dikurangi nozle premium terutama di SPBU milik Pertamina pada April lalu, supir angkutan kota terpaksa beralih ke pertalite.

        "Ini mengurangi pendapatan kita. Saya harus menombok Rp30 ribu untuk mengisi pertalite. Tadinya cukup Rp130 ribu sekarang harus isi BBM Pertalite perharinya Rp160 ribu," keluh Aco (39) kordinator supir angkot Nomor 2 Jurusan Batu Ampar-Pelabuhan Semayang, Balikpapan.

        Aco bersama sejumlah rekan meminta Pemda Balikpapan mempertanyakan kebijkan pemerintah pusat ini dan Pertamina.

        "Bila tidak kami akan makin kesulitan untuk mendapatkan setoran dan uang untuk keluarga. Lihat saja sekarang angkot sepi penumpang, terus bagaimana biaya hidup kita sehari-hari kalau nombok terus. Perhari kami harus dapat Rp300 ribu itu dikurangi setoran dan BBM. Kalau dapat, kalau tidak kami harus nombok," tuturnya.

        Aco melihat saat ini SPBU yang melayani penjualan premium hanya tinggal beberapa saja, bahkan apabila ada SPBU yang jual premium juga cepat habis.

        "Sudah sedikit SPBU?yang menjual premium, ini sangat menyusahkan supir angkot kalau harus beralih bahan bakar lain mau tidak mau pakai itu tapi harganya lebih tinggi," ujarnya.

        Menurutnya, bila menggunakan premium maka supir angkot masih bisa berhemat untuk biaya operasional dan masih ada sisa usang untuk dibawa pulang guna memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarga.

        "Kami minta pihak Pertamina tidak mengurangi premium, pemerintah sampai saat ini tidak menghapus keberadaan BBM premium," pintanya.

        Menanggapi ini, Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengaku akan meminta penjelasan Pertamina, meskipun diakui kebijakan ini tidak lepas dari perubahan produksi Pertamina.

        "Nanti kita coba diskusikan dengan Pertamina. Ini tidak lepas dari perubahan produksi Pertamina dari premium ke pertalite. Nanti kita sampaikan juga aspirasi pekerja sektor tranportasi," tuturnya singkat.

        Terpisah, Area Manager Communication & Relations Kalimantan Alicia Irzanova membantah pihaknya melakukan penghentian penjualan premium di SPBU Balikpapan. "Tidak benar Pertamina menghentikan penjualan premium dan sampai saat ini tidak ada rencana untuk hal tersebut," katanya.

        Pertamina, imbuhnya, Balikpapan mencatat konsumsi premium di Kota Balikpapan menurun karena konsumen lebih menyukai kualitas pertalite.

        "Sekarang ini konsumsi premium menurun karena konsumen lebih menyukai kualitas pretalite. Alicia juga mengharapkan agar pengemudi angkot tidak khawatir karena premium masih bisa diperoleh di SPBU terdekat. Seperti SPBU di MT Haryono yang sudah tidak menjual premium, konsumen bisa beralih ke Gunung Guntur atau di Stalkuda dan keduanya berada di jalur angkot," tukasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Andi Aliev
        Editor: Cahyo Prayogo

        Bagikan Artikel: