Siapa yang tidak kenal dengan kuliner khas kota Bandung yang satu ini, ya Batagor yang merupakan singkatan dari Baso Tahu Goreng ini pun bisa menghasilkan omset hingga ratusan juta rupiah, terlebih di bulan suci Ramadhan.
Adalah Lelly Cholidah Aziz yang berhasil mengolah batagor dengan mengusung konsep batagor frozen atau beku. Tujuannya ingin mengangkat makanan tradisional menjadi makanan bertaraf internasional. Selain itu, membuka bisnis ini?ingin?menciptakan lapangan pekerjaan dan turut membangun budaya kerja yang berkualitas dan professional.
Lelly memutuskan berhenti bekerja setelah 20 tahun mengabdi di salah satu perusahaan karena merasa jenuh dengan rutinitas kerja.?Sebelum memulai bisnis kuliner, dia memulai bisnis di bidang Fashion yaitu baju dan sepatu yang kebetulan pabriknya, relasi dulu sewaktu ia kerja di perusahaan carton box. Seiring waktu bisnisnya pun terganggu degan adanya barang-barang bekas (cimol).
"Saya ganti haluan dari fashion ke kuliner dengan sisa modal yang pas-pasan, saya mulai jualan jamur crispy di jalan Dago pada 2007,"katanya?ketika berbincang dengan Warta Ekonomi di Bandung, Sabtu (6/5/2017)
Alasan memilih batagor, lanjut Lelly, melihat para wisatawan lokal yang datang ke Bandung selalu membawa batagor selain kue khas kota kembang lainnya.
"Saya pikir ini peluang, dari jualan jamur crispy, saya ganti ke Batagor, kan sangat recommended,?ujarnya.?
Wanita kelahiran Bandung, 2 Agustus 1965 ini mengaku selama menjalankan bisnis berlabel Batagor Hanhan selalu mendapatkan kompetitor dari produk yang sama. Baik dari segi harga maupun rasa. Namun pemilik usaha yang terinspirasi dari nama anaknya sendiri yaitu Muhammad Fathan Mubina ini, sejak tahun 2010 ?melakukan inovasi dari sisi pengemasan batagor tersebut. ??
?Hambatan usaha pasti selalu ada, dan ini tantangan buat saya, Batagor saingannya banyak mulai dari yang harga Rp 1000 sampai belasan ribu. Batagor saya harus berbeda dari yang lain.Tahun 2010 saya inovasi Batagornya bukan dari rasa yang aneka macam. Tetapi saya inovasi packagingnya Kalo pada umumnya batagor dikemas besek, Batagor saya packing dengan mesin vacuum dan di bekukan.?Tujuannya, agar pemasarannya makin luas dan Batagornya jadi tahan lama, jadi tidak ada resiko basi di perjalanan,?jelasnya.?
Modal awal bisnis batagor ini sebesar Rp500 ribu dan kini Lely mengatakan sudah mengantongi omset Rp35 juta perbulan. Bahkan jika memasuki bulan suci Ramadhan bisa mencapai Rp105 juta.
?Dulu modal awalnya cuma Rp500 ribu, sekarang omset sebulah sekitar Rp35 juta. Kalau bulan Ramadhan bisa tiga kali lipat Kang Omsetnya,?ungkapnya.
Bukan tanpa kendala, Lelly menjalankan bisnis kuliner Batagor ini, sebagai pelaku usaha di bidang kuliner yang banyak kompetitornya. Dia mengaku,? terkadang harus memikirkan batagornya jika tidak laku dijual di pasaran. ??
?Bisnis kuliner batagor saya sudah berdarah darah karena saya bukan pelopor bisnis ini, pelopornya kan batagor Isan. ?
Batagor bisa hari ini laku banyak besoknya sedikit, tentunya ini masalah buat saya. Batagor sisa jualan layak makan tapi tidak layak jual. Dan ini PR saya,?Bagaimana supaya tidak basi, selain mencari solusi meningkatkan penjualan degan cara promo di medsos dan pameran-pameran,?paparnya.?
Untuk itu, bisnis yang berlokasi di Babakan Priangan Sriwijaya Bandung ini?mengemas produknya dengan vacuum dan frozen. Menurtunya,batagor yang sudah di patenkan di Hak Kekayaan Intelektual (HKI) ini bisa bertahan hingga enam bulan, bahkan diklaim tidak menggunakan bahan pengawet makanan. ?
"Solusinya batagor dengan dikemas vacum dan di Frozen dan dsimpan di frezer bisa tahan sampai enam bulan. Tanpa pengawet, jadi sekarang terkenalnya Batagor Hanhan Batagor tanpa MSG,"ungkapnya.?
Lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA) ini menuturkan strategi pemasaran bisnis batagor ini dengan sistem?kemitraan, selain itu memberikan potongan harga discount yang tinggi dari harga jual bagi Reseller. Di samping batagor, dia juga menjual lumpia, siomay kukus dan cuankie.
"Insyaalloh next, akan nambah terus tapi tetap Frozen food. Pelopor Batagor Beku dengan di kemas vacuum adalah Batagor Hanhan. Kalao pelopor Batagor nya tetap lah di Bandung mah Batagor Isan,"ujarnya.
Selain menjalin kemitraan, Lelly pun sering mengikuti berbagai event pameran guna mempromosikan produknya. Sesuai perkembangan zaman, Batagor Hanhan pun memanfaatkan media sosial.
?Pameran di luar negeri seperti Malaysia namanya MIHAS yaitu pameran makanan dan minuman yang telah bersertifikat Halal pada tahun 2010.?Kalau pameran dalam negeri sering di Jakarta, lombok juga pernah. Promo online melalui Facebook, Twitter, IG, tapi yang paling sering FB, masih berjaya sampai sekarang,?ungkapnya.??
Lelly menilai dukungan pemerintah sangat berarti dalam pengembangan bisnisnya. Dia mengaku selama ini mendapat pelatihan bagi karyawan dari?Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Tenaga kerja, Dinas Koperasi dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan baik Kota Bandung maupun Provinsi Jabar.
?Banyak support dari pemerintah tapi bukan berupa finansial, Diantaranya, dapat pelatihan-pelatihan, perizinan serta pendampingan pameran ke daerah-daerah juga, bahkan sampai pameran ke luar negeri,?ungkapnya.?
Promosi tersebut bukan tanpa hasil, jangkauan pemasaran Batagor Hanhan sudah di berbagai kota diantaranya?Jakarta, Depok, Bogor, Kalimantan, Surabaya, Cirebon, Jogjakarta, Solo dan Bali.?
Lelly pun memiliki sejata rahasia dalam mengembangkan bisnisnya ini, yaitu kerja keras, kerja cerdas dan pantang menyerah dalam mencapai kesuksesan. ?
?Intinya, kalau mau jalanin bisnis itu harus bisa kerja cerdas, kerja keras, jangan cepet puas, jangan cepet menyerah dan pantang menyerah,?pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: