Bank Syariah Mandiri, anak usaha PT Bank Mandiri Persero Tbk, membidik pertumbuhan aset hingga melebihi 12 persen pada akhir 2017 yang didorong perluasan pembiayaan ritel dan penambahan portofolio pembiayaan infrastruktur. Direktur Wholesale Banking BSM Kusman Yandi mengatakan hingga April 2017 aset sudah terkumpul Rp83,11 triliun atau tumbuh 15,9 persen jika dibandingkan April 2016 yang sebesar Rp71,7 triliun.
"Salah satu pendorongnya di pembiayaan kita udah mulai gencar karena bisnis proses kita sudah perbaiki agar lebih berkelanjutan," kata Kusman Yandi di Jakarta, Selasa petang (6/6/2017).
Kusman merinci pembiayaan BSM per April mencapai Rp54,78 triliun atau tumbuh 7,3 persen dibanding per akhir April 2016 yang sebesar Rp51,05 triliun. Saluran pembiayaan tersebut juga didukung penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang hingga April 2017 sebesar Rp73,91 triliun. Setidaknya, Kusman mengatakan pembiayaan akan bertumbuh minimal Rp5 triliun menjadi Rp60,58 triliun hingga akhir tahun 2017, terutama karena perbaikan kegiatan ekonomi dalam negeri.
Target pembiayaan tersebut akan ditopang pembiayaan segmen pasar menengah ke atas atau "wholesale" yang diperkirakan akan menjadi sebesar Rp26,84 triliun atau tumbuh 10 persen dari akhir 2016 yang sekitar Rp24,3 triliun. Sedangkan, pembiayaan segmen ritel diharapkan tumbuh 15 persen menjadi sekitar Rp36 triliun. Dengan begitu, BSM ingin mengatur komposisi pembiayaan ritel sebesar 60 persen dan "wholesale" sebesar 40 persen.
"Untuk mencapai target di segmen wholesale, BSM akan fokus di sektor infrastruktur, plantation, lembaga pendidikan, dan rumah sakit," ujar dia.
Untuk infrastruktur, BSM sudah menyalurkan komitmen pembiayaan sebesar Rp3,5 triliun. Sedangkan di segmen ritel, kata Kusman, BSM akan mengandalkan pertumbuhan pada Pembiayaan Mikro, Gadai dan Cicil Emas, BSM Griya dan BSM Pensiun. (ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat