Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Bambang Kusmiarso, mengungkapkan intermediasi perbankan di daerahnya pada April 2017 semakin meningkat. Peningkatan itu diiringi dengan pengelolaan risiko yang baik. Hal itu tercermin dari rasio kredit macet atau Non Permorfing Loans (NPL) perbankan Sulsel yang terus membaik. Bahkan, angka?
NPL Sulsel berada di bawah nasional.?
"Rasio NPL perbankan di Sulsel (pada April 2017) tercatat 2,44 persen, itu membaik dibandingkan April 2016 sebesar 3,4 persen. Kondisi yang sama juga terjadi pada kredit UMKM, dimana rasio NPL-nya kini 4,05 persen atau membaik dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 4,59 perda Bambang, saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, di Makassar.
Peningkatan fungsi intermediasi, Bambang melanjutkan juga jelas terlihat dari torehan Loan to Deposit Ratio (LDR) yang mencapai 129,2 persen. Angka itu meningkat dibandingkan capaian April 2016 yang tercatat sebesar 122,51 persen. "Kondisi itu mengindikasikan Sulsel masih menjadi salah satu tujuan utama penyaluran kredit oleh perbankan," jelas Bambang.
Berdasarkan catatan BI, penyaluran kredit oleh perbankan Sulsel per April 2017 mencapai Rp105,29 triliun. Terjadi pertumbuhan hingga 8,04 persen secara tahunan. Pertumbuhan kredit tertinggi dicatat oleh kredit konsumsi sebesar 15,34 persen. Disusul kredit modal kerja yang tumbuh 9,22 persen. Sebaliknya, kredit investasi mengalami kontraksi sebesar -6,83 persen.
Berdasarkan lapangan usaha, Bambang memaparkan pertumbuhan kredit tertinggi dicatatkan oleh jasa kesehatan dan kegiatan sosial (48,21 persen). Diikuti pertanian, perburuan dan kehutanan (24,81 persen) dan konstruksi (17,86 persen). Adapun porsi kredit terbesar, seperti periode lalu, masih dipegang oleh lapangan usaha perdagangan besar dan eceran (28,09 persen), pengolahan (7,12 persen) dan konstruksi (6,06 persen).
"Bila dilihat secara spasial, penyaluran kredit di Sulsel masih terpusat di Kota Makassar dengan porsi mencapai 65,16 persen. Diikuti Kota Parepare (4,94 persen) dan Kota Palopo (3,38 persen," ujar Bambang.
Secara keseluruhan, Bambang menyebut kinerja perbankan di Sulsel relatif baik. Total aset perbankan merujuk data teranyar BI mencapai 130,87 triliun atau tumbuh 6,32 persen. Adapun Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun tumbuh 2,63 persen atau setara Rp81,49 triliun. Pertumbuhan DPK Sulsel didorong pertumbuhan tabungan (5,08 persen) dan deposito (4,2 persen). "Untuk giro malah mengalami kontraksi sebesar -7,41 persen," pungkasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: