Danau, Sungai sejatinya dapat menjadi destinasi wisata yang handal yang dapat mendatangkan wisatawan, membuka lapangn kerja dan meningkatkan pendapatan daerah bahkan nasional. Namun yang terjadi justru sebaliknya, banyak danau menjadi tak bernilai salah satunya karena ditutupi eceng gondok yang tumbuh tak terkendali dan bahkan menjadi masalah besar bagi lingkungan, pendangkalan danau dan sungai serta menurunya kualitas air. "Danau yang seharusnya dapat dikelola menjadi destinasi wisata menjadi tak bernilai bila sudah dipenuhi enceng gondok," ujar Irwan Hidayat, Direktur Marketing Sido Muncul, di Jakarta (12/6)
Ia mengatakan, untuk menjadi obyek wisata yang menarik dan bisa mendatangkan investor danau tentu harus bersih, dan memiliki kualitas air yang baik. Bila enceng gondok diperlakukan sebagai sampah atau limbah dan diangkat secara berkala tidak akan ada habisnya karena tanaman ini akan trus tumbuh. Selain memerlukan biaya yang tidak sedikit juga diperlukan lahan penampungan yang juga tidak sedikit luasnya. "Bila enceng gondok diperlakukan sebagai sampah atau limbah tentu tidak ketemu solisinya, satu-satunya yang bisa menyelesaikan persoalan ini bila enceng gondok dimanfaatkan untuk energi, dan ini bisa, Sido Muncul sudah melakukannya," tegas Irwan
"Danau Rawa Pening di Ambarawa Jawa Tengah luasnya 2.700 ha sekarang tinggal 800 ha karena penuh dengan eceng gondok dan kedalamannya tinggal 4-5 meter. Danau Tempe juga begitu, luass 13 ribu ha tinggal 3 ribu ha. Begitu juga dengan danau danau yang lainya, padahal danau merupakan destinasi wisata yang bila dikelola dengan baik akan menggulirkan perekonomian daerah, membuka lapangan kerja dan meningkatkan PAD ," ujarnya.
Irwan berharap perusahaan-perusahaan pemilik pabrik lainya mau ikut membantu pemerintah mengembankan pariwisata nasioanl dan memperbaiki lingkungan dengan ikut membersihkan enceng gondok di danau, sungai dan tempat lainya untuk dimanfaatkan sebagai salah satu sumber energi selain gas. Pabrik Sido Muncul saat ini 50% energinya berasal dari enceng gondok dan ampas jamu dan akan terus ditingkatkan.
Menurut Irwan investasi mesin pengolah enceng gondok sekitar Rp2 milar, dan sekitar 2 tahun sudah kembali modal.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi