Bank Indonesia (BI) Jawa Barat bersinergi dengan Perbankan di Jawa Barat seperti Bank Mandiri, BNI, BIB, BCA, Bank Syariah Mandiri, Bank Panin Syariah, serta Bank Woori Saudara, juga instansi Perum Bulog Divre Jawa Barat, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) dan PT Indomarco Prismatama serta didukung oleh BMPD Jawa Barat malakukan kegiatan Pasar Murah Pengendali Inflasi Jawa Barat 1438 H.?
Kepala Kantor Perwakilan (KpW) Bank Indonesia Jawa Barat Wiwiek Sisto Widayat mengatakan pasar murah yang digelar selama tiga hari berturut-turutdari tanggaI 14-16 Juni 2017 ini merupakan bentuk konkret kepedulian di bulan Ramadhan, terutama untuk menekan peningkatan harga (inflasi) yang biasanya terjadi setiap tahun.
"Ini merupakan salah satu gerakan kita yang bekerja sama dengan perbankan dan instansi di Jawa Barat untuk mencoba memberikan sesuatu kepada masyarakat sekitar pada saat memang tekanan harga yang sedang tinggi,"paparnya kepada wartawan di Bandung, Rabu (14/6/2017).
Wiwiek menilai tingginya harga kebutuhan pokok masyarakat ini bersifat musiman. Oleh karena itu, BI Jabar mencoba mencari terobosan agar bisa menekan inflasi yang terjadi selama bulan Ramadan.
"Salah satu yang kita lakukan adalah pasar murah ini,"ujarnya
Menurutnya, pasar murah ini diselenggarakan tidak hanya di Kota Bandung tapi juga di Kota Tasikmalaya dan Kota Cirebon. Dalam kegiatan pasar murah ini, selain kebutuhan pokok dan sandang, BI Jabar menyediakan Iayanan penukaran uang tanpa dipungut biaya.?
Sebelumnya, dikatakan Wiwiek BI Jabar sudah melakukan komunikasi dengan para ulama untuk memberikan pemahaman bahwa di bulan Ramadan bukan masanya untuk berbelanja tanpa batas.
"Kita juga sudah melakukan komunikasi dengan berbagai instasi termasuk Bulog Jabar dan PPI berupaya agar distribusi berbagai komuditas bisa tersebar merata di masyarakat,"paparnya.
Wiwiek mengungkapkan inflasi itu terjadi ketika masyarakat membutuhkan barang dan barang yang dibutuhkan tidak ada sehingga munculah inflasi. Untuk itu, pihaknya mencari solusi dengan mendistribusikan barang yang ada di masyarakat.
"Produksinya mungkin banyak tetapi tidak tersedia di semua tempat. Oleh karena itu kita mencoba re-distribusi,"ungkapnya.
Lebih lanjut Wiwiek mengatakan agar harga barang tidak terlalu tinggi, pihaknya mencoba melakukan penetrasi pasar murah. Untuk itu, BI bekerja sama dengan Dinas Perdagangan, PPI, Bulog dan perbankan di Jawa Barat mencoba penetrasi pasar murah kepada masyarakat.
"Selama tiga hari akan dilakukan disini dan masyarakat bebas berapa pun untuk membeli kebutuhannya. Itu yang penting tidak ada pembatasan disini, sepanjang digunakan sendiri jangan sampai dijual lagi,"tegasnya.
BI, Bulog dan PPI memastikan akan menambah jumlah komoditas pasar murah ini jika memang dirasa masih kuran.
"Kita pastikan jika jumlah komoditasndi pasar murah ini masih kurang maka akan kami tambah,"tuturnya.?
Seperti diketahui inflasi Jawa Barat pada bulan Mei 2017 tercatat sebesar 4,14% atau masih rendah di bawah inflasi nasional yang tercatat sebesar 4,33%. Berdasarkan komoditasnya, tekanan ?inflasi di bulan Mei utamanya bersumber dari komoditas bawang putih, telur dan daging ayam ras yang dipengaruhi seasonal fador bulan Ramadan 1438 H serta tarif Iistrik yang merupakan dampak dari kenaikan TTL 900VA.?
Peningkatan tekanan inflasi tersebut berpengaruh terhadap daya beli masyakarat, terutama pada momen bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Kenaikan harga saat bulan Ramadhan diantaranya disebabkan oleh Peningkatan permintaan masyarakat terhadap bahan makanan, Spekulasi pedagang yang menimbun bahan makanan, Faktor budaya dan Tidak semua daerah menjadi penghasil produk kebutuhan pokok.?
"Harapannya, dengan adanya kegiatan ini, terutama bertepatan dengan menjelang momen Idul Fitri', dapat membantu mengendalikan infiasi di Jawa Barat yang pada akhirnya mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,"pungkas
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Vicky Fadil