Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Pelajar se-Jatim Tolak 'Full Day School'

        Pelajar se-Jatim Tolak 'Full Day School' Kredit Foto: Angga Nugraha
        Warta Ekonomi, Surabaya -

        Student Research Center (SRC) IPNU Jawa Timur mengungkapkan berdasarkan poling yang mereka sebar sebanyak 79.05 persen pelajar dari 420 responden tak setuju terkait kebijakan "full day school" yang ditempuh selama lima hari dalam sepekan.

        "Kami melakukan poling kepada para pelajar tingkat SMP/SMA di jatim via whatsapp karena kami prihatin dengan keadaan saat ini. Oleh karenanya, kami terpanggil untuk turut menyurakan pendapat para pelajar," kata Direktur SRC IPNU Jatim Ahmad Ainun Najib di Surabaya, Jumat (.

        Dia menjelaskan, pihaknya melakukan poling yang tersebar di seluruh grup whatsapp pelajar di Jawa Timur mulai SMP/SMA sederajat dengan cara menulis nama, nama sekolah, kabupaten/kota lalu jawaban dan dikirim melalui nomor whatsapp yang tercantum hingga pukul 23.59 WIB per tanggal 19 Juni 2017.

        "Alhamdulillah para pelajar merespon begitu cepat dan antusias. Dalam waktu sehari semalam kami menyebar poling melalui grup whatsapp pelajar, sebanyak 420 responden mengirimkan jawabannya," tutur Najib.

        Dari 420 responden, 79.05 persen menjawab tidak setuju dengan sistem penerapan "full day school". Sementara 20.95 persen setuju.

        "Alasan penolakan 'full day school' oleh pelajar itu adalah menguras tenaga dan pikiran sebanyak 38.25 persen. Tidak bisa membantu orang tua 16.87 persen dan bikin capek dan bosan dalam kelas sebanyak 15.06 persen," kata dia.

        Selebihnya para pelajar menjawab tidak bisa belajar ilmu agama di madrasah atau madrasah diniyah, tidak bisa berorganisasi dan keterbatasan waktu untuk bersosial masyarakat.

        "Poling ini kami lakukan untuk menyerap aspirasi dari kalangan pelajar. Kami berharap riset ini bisa menjadi data bagi pemangku kebijakan, bahwa pelajar tidak setuju dengan penerapan sistem 'full day school'," kata remaja yang juga pengurus IPNU Jatim ini.

        Dia menambahkan, sekitar 85 pelajar berasumsi dengan adanya full day school, bisa meningkatkan pendidikan di Indonesia. Selain itu, para pelajar Indonesia harus terus belajar dan tidak terlalu banyak bermain. Dengan 'full day school', tambah dia, waktu bermain mereka secara otomatis berkurang.

        "Poling melalui akun media sosial akan terus dilakukan. Ke depannya akan kami lakukan poling melalui twitter, facebook dan instagram karena akun media sosial tersebut sudah akrab dikalangan pelajar," tuturnya. (Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: