Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Penyaluran Kredit Usaha Rakyat atau KUR di Sulsel belum merata di 24 kabupaten/kota. Kota Makassar masih sangat mendominasi dengan share sebesar 24,09 persen atau Rp436,26 miliar dari total realisasi penyaluran KUR mencapai Rp1,82 triliun per April 2017. Padahal, ada daerah yang bahkan hanya mendapatkan porsi tidak sampai 1 persen.?
"Untuk KUR, penyalurannya masih terpusat di Makassar dengan plafon mencapai Rp436,26 miliar per April. Itu disalurkan kepada 8.511 debitur. Sangat jauh bila dibandingkan dengan penyaluran KUR di Selayar yang mencatat 11,53 miliar dengan 504 debitur," kata Kepala Bagian Kemitraan dan Pengembangan Ekonomi Keuangan Daerah OJK Region 6 Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua), Andi Muhammad Yusuf, belum lama ini.
Berdasarkan catatan OJK, setelah Kota Makassar, Kabupaten Sidrap tercatat sebagai daerah penyalur KUR terbesar kedua mencapai Rp131,33 miliar dengan 5.753 debitur. Disusul Kabupaten Wajo (Rp111,53 miliar dengan 4.853 debitur) dan Kabupaten Sinjai (Rp107,76 miliar dengan4.137 debitur). Adapun penyaluran KUR terkecil berada di Kabupaten Selayar dan Kabupaten Bantaeng.
Besarnya penyaluran KUR di Makassar tidak lepas lantaran statusnya sebagai pusat perekonomian Sulsel. Toh, Makassar merupakan ibu kota provinsi dan merupakan pintu gerbang Kawasan Timur Indonesia. Kendati demikian, OJK terus mendorong agar kabupaten/kota lain mampu mendongkrak realisasi KUR. Caranya dengan menggelorakan UMKM.?
Terlepas belum meratanya penyaluran KUR, Yusuf menyebut torehan Sulsel sudah cukup baik. Bahkan, Sulsel masuk empat besar provinsi dengan penyaluran KUR tertinggi. Bila dikerucutkan lagi di luar Pulau Jawa, Yusuf menyebut Sulsel bahkan merupakan yang terbaik. "Kita hanya kalah dari tiga provinsi di Pulau Jawa," ujarnya.
Berdasarkan data OJK hingga 30 April 2017, realisasi penyaluran KUR di Sulsel menembus Rp1,82 triliun. Capaian tersebut hanya kalah dari Jatim (Rp4,95 triliun), Jateng (Rp4,90 triliun) dan Jabar (Rp3,53 triliun). Sulsel mengalahkan sejumlah provinsi besar lainnya, seperti Sumut (Rp1,15 triliun) dan DKI Jakarta (Rp802,34 miliar).
Capaian lain yang cukup menggembirakan, Yusuf menyebut angka kredit macet alias Non Permorfing Loan (NPL) terbilang kecil. Hingga April 2017, NPL di Sulsel tercatat hanya 0,22 persen, atau jauh lebih rendah dibandingkan torehan tahun lalu berkisar 0,68 persen.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil