Kunjungan Presiden Joko Widodo ke Ankara, Turki, membuahkan hasil. Salah satunya berupa kesepakatan investasi senilai US$520 juta atau setara dengan Rp6,7 triliun.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Thomas Lembong mengungkapkan angka tersebut diperoleh dari penandatanganan nota kesepahaman antara BUMN perkapalan Indonesia PT PAL dengan Karadeniz Holding, perusahaan Turki yang bergerak di bidang energi dan kapal pembangkit listrik senilai US$320 juta dan kesepakatan PT Dirgantara Indonesia dengan Turkish Aerospace Industry senilai US$200 juta.
"Kesepakatan yang dilakukan melingkupi pembuatan empat powership dengan kapasitas pembangkit listrik sebesar 36-80 MW," ujarnya yang ikut mendampingi Presiden.
Menurut Thomas, kesepakatan untuk membuat powership sesuai dengan keinginan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan listrik di daerah-daerah terpencil serta memenuhi target listrik 35 ribu MW. "Peluang investasi untuk memproduksi powership ini sangat potensial sehingga kami akan terus mengawal komitmen yang telah disepakati oleh kedua perusahaan tersebut," jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengemukakan kerja sama antara PT PAL dan Karadeniz Holding dapat mengisi kebutuhan akan powership di tingkat regional.
"Negara-negara tetangga seperti Filipina maupun Myanmar merupakan negara yang potensial sebagai customer dari perusahaan tersebut," ungkapnya.
Sementara kesepakatan antara PT Dirgantara Indonesia dengan Turkish Aerospace Industry meliputi tiga hal utama di antaranya kerja sama di bidang Marketing & Production Extention of N219, Joint Development and Production of N245 serta UAV ? ANKA Marketing & Production Extention terutama ekspansi pasar Asia Tenggara termasuk Indonesia.
Sebenarnya dalam kunjungan kerja yang dilakukan oleh Presiden Jokowi ke Turki, ada dua jenis perjanjian yang akan ditandatangani. Pertama adalah perjanjian antara Pemerintah Indonesia dengan Pemerintah Turki. Perjanjian ini akan dilakukan antara Kementerian Kesehatan Indonesia dengan Kementerian Kesehatan Turki serta Kementerian Perdagangan Indonesia dengan Kementerian Perekonomian Turki.
Bagian kedua adalah perjanjian antara perusahaan Indonesia dengan perusahaan Turki. Tiga BUMN perusahaan Indonesia menandatangani perjanjian dengan tiga perusahaan Turki. Kerja sama investasi antara perusahaan-perusahaan Indonesia dan Turki tersebut diharapkan dapat meningkatkan nilai realisasi investasi Turki yang masih minim di Indonesia.
Dari data yang dimiliki oleh BKPM periode kuartal pertama tahun 2017, realisasi investasi dari Turki hanya US$0,1 juta terdiri dari sembilan proyek investasi. Nilai tersebut menunjukkan tidak ada investasi baru yang dilakukan dari Turki selama kurun waktu tersebut.
Dalam kunjungan tersebut, Presiden Joko Widodo juga melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan di Istana Kepresidenan Turki. Pertemuan tersebut juga membahas mengenai negosiasi Indonesia-Turkey Comprehensive Economic Partnership Agreement (IT-CEPA) yang meliputi kerjasama perdagangan dan investasi antara kedua negara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: