Ibu kota Venezuela, Caracas, telah menjadi saksi aksi demonstrasi yang hampir terjadi setiap hari dalam beberapa pekan terakhir, beberapa di antaranya telah berubah menjadi aksi kekerasan semata.
Kritikus menuduh Presiden Nicolas Maduro bergerak menuju sebuah kediktatoran, dan ingin dirinya segera mengundurkan diri. Tapi Maduro mengatakan bahwa pihak oposisi berkomplot dengan entitas asing, khususnya AS, dalam rangka mengacaukan negara tersebut.
Pada tanggal 30 Juli, orang-orang Venezuela diminta untuk memilih anggota Majelis Konstituante Nasional yang baru, kemudian akan ditugaskan untuk membuat rancangan undang-undang dasar yang juga baru, sebagaimana dikutip dari laman Al-Ajazeera, Rabu (3/8/2017).
Presiden Nicolas Maduro mengklaim kemenangan dalam pemilihan tersebut, yang katanya akan membantu menyelamatkan negara dari bencana politik dan juga ekonomi.
Kolombia, Meksiko, Peru dan negara-negara lain bergabung dengan AS dengan mengatakan bahwa mereka tidak mengetahui hasil pemilihan hari Minggu itu. Namun, sekutu lama Bolivia, Kuba, Nikaragua dan Rusia berdiri di samping Maduro.
Negara ini berada di tengah krisis kelumpuhan ekonomi yang menyebabkan tingginya harga pangan dan kurangnya barang-barang pokok. Maduro mengatakan bahwa krisis ekonomi disebabkan oleh konspirasi kapitalis yang didukung AS.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Hafit Yudi Suprobo
Editor: Hafit Yudi Suprobo