Kredit Foto: Khairunnisak Lubis
Warta Ekonomi, Medan -
Beragam pernak pernik haji dapat dengan mudah ditemukan di Pajak Ikan Lama, Jalan Stasiun, Medan. Bagi jamaah haji yang ingin membawa oleh-oleh khas Arab bisa mendapatkannya, tanpa harus direpotkan dengan barang bawaan ketika pergi haji.
Seperti teko, sajadah, gelas zam-zam, air zam-zam, kacang-kacangan, kismis, inai, celak, lobe dan kurma, baju jubah. Saat menjelang masa kepulangan jamaah haji permintaan terhadap produk khas timur tengah ini mulai mengalami peningkatan.
Bahkan saat ini, teko kuning menjadi idola yang banyak diincar dan dipesan jamaah dan keluarga jamaah yang menunaikan ibadah haji di tanah suci. Seperti dikatakan Dewi , karyawan di toko H Achmad Achyar, permintaan terhadap beragam pernak pernik haji mulai mengalami peningkatan.
Bahkan tidak sedikit jamaah yang sudah memesan buah tangan, sebelum diberangkat menuju tanah suci. ?Yang paling banyak dicari itu teko atau ceret kuning. Kemudian sajadah, ini juga banyak dicari setelah teko. Peningkatan ini, sejak dua pekan terakhir. Bahkan ada juga jamaah, sebelum diberangkatkan sudah memesan beberapa pernak-pernik haji,? katanya Selasa (29/8/2017).
Untuk teko yang dibeli ada yang hendak dijadikan oleh-oleh dan diberikan kepada kerabat dan keluarga jamaahnya. Sedangkan untuk harga dari teko ini bervariasi tergantung besarnya, mulai Rp25.000 hingga Rp75.000 per satuannya.
Sedangkan sajadah sambungnya, buatan Turky juga banyak diminati. Demikian juga untuk kebutuhan oleh-oleh lainnya seperti air zam-zam, juga mulai meningkat. ?Ini sudah pesan sebelum berangkat. Karena khawatir, nanti ada kenaikan harga, jadi pesannya jauh-jauh hari. Kemudian sepuluh hari sebelum pulang ke tahan air, baru diambil keluarga,? ujarnya seraya menambahkan peningkatannya permintaan ini mencapai 80% hingga 90% dibandingkan hari biasa. ?
Hal tidak berbeda diungkapkan pedagang lainnya, Abu Zubaidi. Dia juga mengamini, ceret menjadi salah satu buah tangan yang banyak diminati masyarakat. ?Yang banyak dibeli itu ceret. Dibandingkan hari biasa adalah peningkatannya, tapi dibandingkan tahun lalu, tahun ini cenderung menurun,?ujarnya.
Sekarang ini, menjelang pulang jamaah haji, yang banyak dibeli untuk oleh-oleh ceret kuning. Ini untuk diberikan sebagai oleh-oleh untuk keluarga dan kerabat. Kalau tahun lalu, hanya menyediakan ceret buatan Cina, tapi tahun ini ada berasal buatan Arabsaudi.
Harganya, jauh berbeda dengan produksi Cina. Karena harganya bisa mencapai dua kali lipat. ?Yang banyak dicari itu yang murah, buatan Cina, kita punya yang Arab saudi harganya lebih mahal untuk yang satu liter itu sudah Rp50.000. Tahun lalu, kita masih ada jual, tapi sekarang kita jual yang asli saja. Karena banyak peyot, akhirnya rugi. Dari lima lusin, yang rusaknya bisa satu lusin, sedangkan untungnya hanya Rp1.500 saja,? pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Khairunnisak Lubis
Editor: Vicky Fadil