Kepala Perum Badan Urusan Logistik Divisi Regional Nusa Tenggara Timur Efdal Marlius Sulaiman menjamin ketersediaan stok beras cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan penduduk termasuk mengantisipasi musim paceklik.
"Stok kita di NTT tersedia cukup menghadapi musim paceklik 2017 bahkan hingga akhir tahun ini pihak Bulog menjamin tidak akan ada gejolak harga akibat kekurangan pasokan beras, sehingga konsumen tidak perlu ragu apalagi panik," katanya di Kupang, Sabtu.
Ia mengatakan stok beras bagi keluarga sejahtera di wilayahnya hingga 4 September 2017 mencapai 32,643 ton atau cukup untuk memenuhi kebutuhan tiga hingga empat bulan ke depan, belum termasuk stok beras yang dibeli dari petani di NTT yang jumlahnya berdasarkan target mencapai 15.000 ton.
"Memang NTT bukan daerah produksi beras, seperti daerah Jawa, Sumatera Selatan, Lampung, Bali, NTB, Sulawesi, tetapi setiap tahun paling tidak kita juga menyerap beras hasil produksi petani di daerah "semirangkai" kepulauan dan pariwisata ini," katanya.
Ia menambahkan meski saat ini diberlakukan kebijakan Kementerian Perdagangan berupa HET beras untuk beras jenis medium Rp9.450 per kilogram dan premium Rp12.800 per kilogram untuk daerah penghasil beras seperti Jawa, Sumatra Selatan, Lampung, Bali, NTB, Sulawesi, stok tetap tidak terganggu.
Jaminan stok beras menghadapi musim paceklik itu, lanjut Efdal, karena berbagai strategi mulai konsolidasi produsen di hulu hingga ke konsumen dan pedagang yang berada di hilir urusan produksi dan konsumsi beras.
Selain itu gerakan stabilitas harga pangan pokok yang merupakan program nasional terus digencarkan di NTT untuk mencegah kelangkaan dan kenaikan harga.
Rastra Efdal mengatakan dari total pagu beras miskin atau beras keluarga sejahtera (Rastra) NTT rencana penyalurannya per bulan mencapai 8,374 ton, dengan rincian Divres Kupang dengan total stok 11,933 ton penyalurannya per bulan 2,381 ton dengan estimasi ketahanan pangannya mencapai lima bulan.
Berikut Divre Waingapu Kabupaten Sumba Timur stok 1,682 rencana penyaluran 616 untuk tiga bulan dan Divre Ende di Kabupaten Ende dengan stok 2,330 dengan rencana penyalurannnya 596 ton untuk tiga bulan.
Divre Larantuka di Kabupaten Flores Timur yang membawahi Subdivre Lewoleba dengan total stok 1,664 rencana penyalurannya 439 untuk ketahanan pangan selama enam bulan dan Divre Maumere di Kabupaten Sikka dengan stok 1,461 dan rencana penyalurannya 326 untuk empat bulan.
Sementara Divre Atambua, Kabupaten Belu yang melayani Subdivre Kefamenanu Kabupaten Timor Tengah Utara dan Subdivre Betun Kabupaten Malaka dengan stok 3,234 ton dengan rencana penyalurannya 1.052 ton untuk ketahanan selama tiga bulan.
Divre Waikabubak Kabupaten Sumba Barat membawahi Subdivre Tambolaka Kabupaten Sumba Barat Daya dan Waibakul Kabupaten Sssumba Tengah dengan total stok 2,361 ton dengan rencana penalurannya 877 ton untuk ketahanan selama tiga bulan.
Serta Divre Ruteng Kabupaten manggarai dengan stok 3,030 ton untuk melayani Subdivre Borong di Kabupaten Manggarai Timur dengan rencana penalurannya 872 ton untuk tiga bulan ketahanan.
Divres Bajawa Kabupaten Ngada yang melayani Kabupaten Nagekeo dengan total stok 1,983 ton rencananya disalurakan 371 untuk kebutauhan lima bulan.
Divre Kalabahi di Kabupaten Alor dan Divres Labuan Bajo di Kabupaten Manggarai Barat dengan total stok masing-masing 1,708 dengan penyalurannya 494 untuk tiga bulan lamanya serta 1,257 ton dengan rencana penyalurannya 351 untuk empat bulan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Ferry Hidayat
Tag Terkait: