OJK siap sedia dalam rangka meminta komitmen dari industri perbankan agar lebih efisien dan juga kompetitif, agar dalam jangka menengah panjang, tindakan tersebut dapat mempengaruhi penurunan suku bunga deposito dan juga kredit.
"Kita ukur bukan hanya mengenai transmisi suku bunga deposito dan kredit, tapi agar perbankan juga lebih efisien dan kompetitif kedepan," ungkap Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (DK-OJK) Wimboh Santoso saat melakukan rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu (28/9/2017).
Wimboh pun menjelaskan komitmen dengan industri perbankan dibutuhkan karena sektor ini masih kurang efisien dan mengenakan biaya tinggi dalam kegiatan operasional, sehingga mempengaruhi kenaikan Net Interest Margin (NIM).
Wimboh menambahkan porsi efisiensi yang akan mengedepankan penggunaan sistem teknologi informasi, untuk mendorong peningkatan pelayanan tersebut, akan berbeda-beda sesuai dengan kondisi perbankan.
"Masing-masing ada ukurannya tersendiri, tidak harus sama tingkat peningkatan efisiensinya, karena kalau perbankan yang menggunakan teknologi, otomatis akan lebih besar efisiensinya," imbuh Wimboh.
Namun demikian, Wimboh mengingatkan, bahwa efisiensi yang diminta tersebut bisa memberikan dampak terhadap pengurangan tenaga kerja di sektor perbankan, seperti yang terjadi di Amerika Serikat dan Eropa.
"Implikasi dari penggunaan teknologi ada di tenaga kerja, sama seperti di AS dan Eropa. Ini akan kami 'track' agar tidak menjadi isu nasional," ujarnya.
Sebelumnya, Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Jumat (22/9) memutuskan untuk menurunkan BI 7-day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps dari 4,5 persen menjadi 4,25 persen setelah pada bulan lalu juga menurunkan suku bunga acuan 25 bps.
Meski demikian, penyesuaian suku bunga acuan tersebut tidak berdampak langsung atau berlaku secara bertahap kepada penurunan suku bunga deposito maupun suku bunga kredit perbankan, sehingga berpotensi menahan pertumbuhan kredit pada 2017.
Dalam kesempatan terpisah, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan kinerja perbankan yang lebih efisien bisa membantu peningkatan pertumbuhan kredit. Menurut Wimboh, masih ada sejumlah perbankan yang mencari keuntungan tinggi dengan menaikkan Net Interest Margin (NIM) sehingga suku bunga kredit tidak mengalami penurunan. (HYS/Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Hafit Yudi Suprobo