Kredit Foto: Andi Aliev
Warta Ekonomi, Balikpapan -
BPJS Kesehatan Kaltim, Kalteng, Kalsel, dan Kaltara terus memperluas dan memperkuat keberadaan Faslitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) di wilayahnya.
Sampai saat ini ada sekitar 1.353 FKTP di Kaltimtengselra yang melibatkan FKTP puskesmas miliki pemda, TNI-Polri, Swasta dan klinik.
Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah Kaltimtengseltara Ni Mas Ratna Sudewi mengatakan keberadaan FKTP menjadi tulang punggung bagi BPJS Kesehatan dalam penguatan? preventif dan promotif bagi kesehatan masyarakat peserta BPJS kesehatan.
Menurutnya, ada 1.353 FKTP yang sudah dikerjasamakan dengan BPJS kesehatan dan pada tahun 2017 ini BPJS wilayah Kaltimtengseltara menargetkan ada penambahan 110 FKTP yang akan melayani peserta BPJS.?
?Dan sudah ada 55 FKTP yang bertambah terdata di tahun 2017 termasuk di dalamnya terdapat dokter gigi dan klinik maupun puskesmas. Sedangkan sisanya 55 FKTP dalam proses administrasi untuk menjadi FKTP BPJS Kesehatan. Dua bulan ini kita selesaikan sisa 55 FKTP di wilayah kita,? terangnya didampingi? Octovianus Ramba Asisten deputi Bidang Monitoring dan Evakuasi BPJS Kesehatan Kaltimtenghselra, Rabu sore (11/10/2017).
"Paling banyak memang swasta kalau pemerintah kan otomatis. Tinggal sekarang swasta kita lakukan terutama dokter praktek perorangan maupun klinik 24 jam,"sambungnya.
Diakui adanya gap antara FKTP di daerah kota dengan daerah pinggiran atau pedalaman. Karena itu pelaku kesehatan termasuk dinas kesehatan didaerah melakukan kunjungan ke FKTP guna memastikan pelayanan berjalan baik sehingga dapat diketahui terjadi peningkatan kesehatan masyarakat di wilayah itu.
"Kita lihat jumlahnya rasio 1 berbanding 2500 tapi soal kalau distribusi kita masih punya PR bersama- sama pemda harus memenuhi itu dan juga sumbangsih swasta. Upaya kita lakukan pendekatan Advokasi? ke dinas dan puskesmas untuk melakukan kunjungan ke situ baik dokter atau perawat melakukan kunjungan secara bergiliran agar diketahui apakah kondisi kesehatan masyarakat meningkat atau tidak," bebernya.
Dia mendorong agar sering dilakukan kontak dan komunikasi yang lebih aktif di FKTP baik stakeholder setempat maupun dokter dan perawat.
Keberadaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yakni memastikan perserta mempu memanfaatan jaminan secara maskimal sehingga mampu mencegah orang untuk tidak sakit. Penguatan ini lanjutnya dilakukan di FKTP karena programnya langsung bersentuhan dengan masyarakat.
?FKTP ini tulang punggung karena justru programJKN ini kan diharapkan bukan mengobati tapi mencegah orang menjadi sakit sehingga program promotif dan preventi harus dikuatkan. Itu dilakukan di FKTP karena dia memiliki program yang bersentuhan dengan masyarakat dan itu diperkuat dengan program BPJS kesehatan yakni kapitasi berbasis komitmen pelayanan. Indicator seperti kontrak rate yakni fasilitas kesehatan ini sering kontak dengan pasien dan keluarga supaya tahu karena profile penyakit juga berpengaruh pada keluarga,? tambahnya.?
Deputi Direksi BPJS Kesehatan Wilayah Kaltimtengseltara Ni Mas Ratna Sudewi mengatakan keberadaan FKTP menjadi tulang punggung bagi BPJS Kesehatan dalam penguatan? preventif dan promotif bagi kesehatan masyarakat peserta BPJS kesehatan.
Menurutnya, ada 1.353 FKTP yang sudah dikerjasamakan dengan BPJS kesehatan dan pada tahun 2017 ini BPJS wilayah Kaltimtengseltara menargetkan ada penambahan 110 FKTP yang akan melayani peserta BPJS.?
?Dan sudah ada 55 FKTP yang bertambah terdata di tahun 2017 termasuk di dalamnya terdapat dokter gigi dan klinik maupun puskesmas. Sedangkan sisanya 55 FKTP dalam proses administrasi untuk menjadi FKTP BPJS Kesehatan. Dua bulan ini kita selesaikan sisa 55 FKTP di wilayah kita,? terangnya didampingi? Octovianus Ramba Asisten deputi Bidang Monitoring dan Evakuasi BPJS Kesehatan Kaltimtenghselra, Rabu sore (11/10/2017).
"Paling banyak memang swasta kalau pemerintah kan otomatis. Tinggal sekarang swasta kita lakukan terutama dokter praktek perorangan maupun klinik 24 jam,"sambungnya.
Diakui adanya gap antara FKTP di daerah kota dengan daerah pinggiran atau pedalaman. Karena itu pelaku kesehatan termasuk dinas kesehatan didaerah melakukan kunjungan ke FKTP guna memastikan pelayanan berjalan baik sehingga dapat diketahui terjadi peningkatan kesehatan masyarakat di wilayah itu.
"Kita lihat jumlahnya rasio 1 berbanding 2500 tapi soal kalau distribusi kita masih punya PR bersama- sama pemda harus memenuhi itu dan juga sumbangsih swasta. Upaya kita lakukan pendekatan Advokasi? ke dinas dan puskesmas untuk melakukan kunjungan ke situ baik dokter atau perawat melakukan kunjungan secara bergiliran agar diketahui apakah kondisi kesehatan masyarakat meningkat atau tidak," bebernya.
Dia mendorong agar sering dilakukan kontak dan komunikasi yang lebih aktif di FKTP baik stakeholder setempat maupun dokter dan perawat.
Keberadaan Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yakni memastikan perserta mempu memanfaatan jaminan secara maskimal sehingga mampu mencegah orang untuk tidak sakit. Penguatan ini lanjutnya dilakukan di FKTP karena programnya langsung bersentuhan dengan masyarakat.
?FKTP ini tulang punggung karena justru programJKN ini kan diharapkan bukan mengobati tapi mencegah orang menjadi sakit sehingga program promotif dan preventi harus dikuatkan. Itu dilakukan di FKTP karena dia memiliki program yang bersentuhan dengan masyarakat dan itu diperkuat dengan program BPJS kesehatan yakni kapitasi berbasis komitmen pelayanan. Indicator seperti kontrak rate yakni fasilitas kesehatan ini sering kontak dengan pasien dan keluarga supaya tahu karena profile penyakit juga berpengaruh pada keluarga,? tambahnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Aliev
Editor: Vicky Fadil