Mengajak Generasi Muda Jadikan Batik Sebagai Gaya Hidup
Generasi muda harus menjadi bagian dari perkembangan industri batik dalam negeri. Terlebih lagi, batik tidak hanya sekadar fashion tapi juga bagian budaya bangsa.
Hal itu disampaikan Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram pada pembukaan Gebyar Batik Muda Nusantara 2017 di Mal Kasablanka, Jakarta, belum lama ini.
Turut hadir Ketua umum Ikatan Pecinta Batik Nusantara Ayu Dyah Pasha, Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Kementerian Pariwisata Esthy Reko Astuti, Pembina Ikatan Pecinta Batik Nusantara Tantie Koestantia.
Dia menegaskan bahwa saat ini perkembangan batik seiring dengan kemajuan fashion?sehingga menjadi daya tarik kalangan muda. Bahkan, batik menjadi bagian industri fashion kreatif yang mendapatkan popularitas hingga ke luar negeri.
"Tagline-nya adalah di mana ada destinasi wisata di situ ada batik. Di mana ada batik di situ ada anak muda yang bergaya dan berbudaya Indonesia," kata Agus.
Dia menekankan perkembangan batik juga sangat pesat, tidak hanya busana bahkan sampai produk kerajinan berbahan dasar batik. Setelah batik Indonesia diakui UNESCO sebagai Budaya Tak-Benda Warisan Manusia (Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity) pada 2 Oktober 2009, batik menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari. Ini mendorong tumbuhnya pelaku-pelaku UMKM batik.
"Batik saat ini sudah menjadi bagian dari fashion?sehingga kita seharusnya bangga jika kita sedang menggunakan batik," tegas Agus.
Agus mengatakan pelaku industri fashion dan kriya sangat banyak dari kalangan UMKM. Karena itu, Gebyar Batik Muda Nusantara 2017 juga menjadi ajang pameran produk UMKM sebagai satu strategi untuk memperluas akses pasar produk sekaligus sebagai ajang promosi dan riset pasar selera konsumen saat ini. Kreativitas desain dan motif batik yang digambarkan pada kain menampilkan pesan-pesan sejarah, budaya lokal, dan kekayaan alam hayati di mana batik itu dibuat.
Gebyar Batik Muda Nusantara 2017 yang diadakan 12-15 Oktober dilaksanakan oleh Ikatan Pencinta Batik Nusantara sebagai rangkaian hari batik nasional yang juga didukung oleh Kementerian Koperasi dan UKM. Program tahunan ini mengambil tema Pesona Batik Peranakan Beragam Rona dalam Goresan Persatuan bertujuan melestarikan dan mengembangkan batik nusantara khususnya di kalangan muda.
Peserta acara berjumlah 30 tenant menampilkan batik muda kekinian berasal dari sembilan kota, yaitu Jakarta, Cirebon, Bali, Flores, Surabaya, Bandung, Yogyakarta, Pekalongan, dan Lombok.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Cahyo Prayogo