Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Persediaan AS Turun, Harga Minyak Diprediksi Bakal Naik

        Persediaan AS Turun, Harga Minyak Diprediksi Bakal Naik Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, New York -

        Harga minyak dunia berakhir lebih tinggi pada Rabu (25/10/2017) pagi WIB, setelah persediaan minyak mentah Amerika Serikat diperkirakan akan menurun.

        Patokan AS, minyak mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember, bertambah 0,57 dolar AS menjadi menetap di 52,47 dolar AS per barel di New York Mercantile Exchange.

        Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent North Sea untuk pengiriman Desember, naik 0,96 dolar AS menjadi ditutup pada 58,33 dolar AS per barel di London ICE Futures Exchange.

        Para analis memperkirakan stok minyak mentah AS akan turun sebesar 2,5 juta barel dalam laporan persediaan mingguan terakhir. Stok bensin dan distilat juga diperkirakan akan turun setidaknya 1,5 juta barel.

        Investor-investor sedang menunggu laporan resmi Badan Informasi Energi AS (EIA) yang dijadwalkan akan dirilis pada Rabu waktu setempat, untuk mendapatkan lebih banyak informasi tentang data persediaan minyak.

        Sementara itu, harga minyak mendapat dukungan setelah menteri energi Saudi mengatakan bahwa fokus para eksportir minyak tetap mengurangi stok minyak ke rata-rata lima tahun mereka, dan meningkatkan prospek perpanjangan pengekangan produksi, setelah pakta pengurangan pasokan OPEC berakhir, menurut Reuters.

        Harga minyak juga meningkat setelah akhir pekan lalu, perusahaan jasa ladang minyak Baker Hughes dalam laporan mingguannya, mengatakan bahwa jumlah rig yang beroperasi di ladang-ladang minyak AS berkurang tujuh rig menjadi total 736 rig.

        Namun, para analis menyatakan bahwa pengurangan jjumlah rig pengeboran di AS bersifat sementara, karena aktivitas telah terkendali setelah terancam badai baru-baru ini.

        Sementara itu, ketegangan geopolitik di Timur Tengah terus memberi dukungan di pasar minyak.

        Para analis mengatakan kerusuhan di Timur Tengah dan meningkatnya ketegangan antara AS dan Iran mendorong harga minyak, karena para pedagang khawatir ketegangan geopolitik dapat mengurangi ekspor minyak dari wilayah tersebut, demikian Xinhua melaporkan. (ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: