Produksi minyak dan gas bumi PT Medco E&P Indonesia dan Medco E&P Natuna Ltd naik pada semester pertama 2017 dibanding periode sama tahun sebelumnya yang antara lain disebabkan adanya pengambilalihan salah satu blok migas.
"Salah satu yang mendorong kenaikan produksi adalah adanya pengambilalihan Blok B Natuna pada November tahun lalu," kata Senior Manager Relation & Security Medco E&P Indonesia dan Medco E&P Natuna Ltd Drajat Imam Panjawi kepada pers saat media gathering di Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/11/2017).
Menurutnya, produksi minyak dan gas bumi (migas) pada semester pertama 2017 dibanding 2016 naik sekitar 24 juta barel setara minyak per hari (MBOEPD).
Pada semester pertama 2017, produksi migas perusahaan hampir mencapsi 90 MBOEPD, sementara pada periode sama 2016 hanya mencapsi 64 MBOEPD.
"Sebuah peningkatan produksi yang sangat berarti bagi perusahaan di saat harga minyak dunia yang belum terlalu membaik," katanya.
Sebagai upaya mempertahankan produksi, perusahaan terus berupaya meningkatkan kinerja operasinya.
Dikatakan, tahun ini perusahaan fokus menyelesaikan Proyek Blok A di Aceh sesuai jadwal, mengubah sejumlah penemuan domestik migas yang ada, eksplorasi dan pengeboran sumur, serta pengembangan bawah laut.
Semua aktivitas operasi itu, katanya, tetap berpegang pada prinsip efisiensi biaya tanpa menomorduakan aspek keselamatan.
"Perusahaan juga berhasil mempertahankan biaya produksi per barel di bawah 10 dolar AS barel setara minyak atau BOE," katanya.
Dikatakan, perusahaan di bawah pengawasan dan pembinaan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK ) Migas juga terus mengoptimalkan sejumlah lapangan tua dengan inovasi teknologi serta pengendalian biaya aset lapangan, seperti di Blok Rimau dan Lematang di Sumatera Selatan, serta Blok Tarakan di Kalimantan Timur.
Saat ini perusahaan memiliki wilayah kerja di delapan blok dan tersebar di lima provinsi dari Aceh hingga Sulawesi Tengah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil