Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap harga komoditas di sektor pertambangan yang diperkirakan mengalami perbaikan di tahun depan dapat berdampak positif bagi rasio kredit bermasalah (non performing loan/ NPL) perbankan.
Data OJK mencatat NPL perbankan pada Oktober 2017 sebesar 2,96%, sedikit naik bila dibandingkan posisi September 2017 yang sebesar 2,96%. Adapun bila dilihat secara per sektor ekonomi, sektor pertambangan dan penggalian mencatatkan NPL paling tinggi dibandingkan sektor lainnya yakni sebesar 8,14%.
"NPL gross masih cukup tinggi di sektor pertambangan kalau yang lain trennya terus menurun. Kita berharap harga komoditas dapat pulih di tahun depan sehingga perusahaan pertambangan kita bisa beroperasi lagi," ujar Deputi Komisioner Pengaturan dan Pengawasan Terintegrasi OJK Imansyah di gedung OJK, Jakarta, Jumat (24/11/2017).
Menurutnya, harga komoditas industri diperkirakan akan meningkat terbatas sementara harga komoditas pertanian cenderung stabil. Lalu, harga minyak mentah tahun 2017 diperkirakan berada pada level USD53/barel dan akan meningkat kembali ke level USD56/barel pada 2018 seiring dengan pertumbuhan permintaan di tengah penurunan suplai minyak (2016: USD43/barel).
"Proyeksi Bank Dunia menunjukkan harga minyak mentah akan melanjutkan peningkatan ssampai dengan?2030 di angka USD70/barel," ungkapnya.
Adapun tren peningkatan harga batu bara juga terus berlanjut, per Q3-2017 harga batubara meningkat 17%? sejalan dengan meningkatnya permintaan di Tiongkok (batu bara menyokong 60% kebutuhan energi Tiongkok).
Meski harga komoditas diperkirakan terus membaik, tetapi perbankan tetap mengantisipasi risiko naik NPL di tahun depan. Hal ini terlihat masih tingginya rasio Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) perbankan terhadap NPL.
"CKPN kita cukup tinggi, kita brharap risiko kreditnya sudah di-cover oleh perbankan. Kalau data saya rasio CKPN terhadap NPL-nya sebesar 1,26%," tutur Imansyah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: