- Home
- /
- New Economy
- /
- CSR
Sering Kekeringan, MahaDasha Jalankan Program 'Air untuk Kehidupan' di Bogor
PT Mahadana Dasha Utama (MahaDasha) sebagai salah satu holding Tiara Marga Trakindo memfokuskan pada pilar kesehatan dalam menjalankan good corporate governance. MahaDasha pun membuka akses terhadap air bersih dan sanitasi yang sehat bagi ratusan warga di Desa Cijayanti, Kabupaten Bogor melalui program "Air Untuk Kehidupan" dengan membangun enam buah MCK, tiga tandon air, dan pipanisasi di area publik desa tersebut.?
Desa yang dihuni oleh 156 kepala keluarga ini sudah lama mengalami krisis kekeringan air, terutama di musim kemarau. Seperti pada 2015 yang Ialu, desa ini mengalami kekeringan selama lima bulan dan sanitasi buruk, yang tentunya memengaruhi kualitas hidup masyarakat, terutama anak-anak.?
"Program Air untuk Kehidupan merupakan salah satu bentuk kontribusi MahaDasha untuk tercapainya RPJMN pemerintah dan juga terpenuhinya Sustainable Development Goals di Indonesia, khususnya pada aspek manajemen air bersih dan sanitasi yang berkelanjutan yang memadai dan merata untuk semua. Hingga hari ini, program Air untuk Kehidupan telah melibatkan lebih dari 300 karyawan Grup MahaDasha dan mengakhiri krisis air bersih dan sanitasi buruk bagi 1.300-an warga di daerah Bogor, Bekasi, dan Banten," ujar Presiden Direktur MahaDasha Mivida Hamami di Bogor, Kamis (7/12/2017).
Lebih lanjut Mivida Hamami menjelaskan bahwa sebagai bagian dari komitmen tanggung jawab sosial, MahaDasha bertekad untuk senantiasa berkontribusi dalam pembangunan kesehatan dasar bagi masyarakat dan mengajak karyawan kami untuk ikut ambil bagian.?
"Akses terhadap air bersih dan sanitasi yang sehat menurut kami merupakan salah satu prasyarat dasar dari pembangunan dan pengembangan masyarakat MahaDasha mengajak seluruh karyawan kami untuk terjun langsung dalam program Air untuk Kehidupan ini dengan meluangkan waktu mereka guna bekerja sama dengan warga desa Cijayanti dalam membangun MCK serta instalasi pipanisasi dan tandon air. Dengan fokus pada tiga dasar pembangunan kesehatan yaitu kesadaran, partisipasi aktif, dan perubahan perilaku hidup, kami berharap agar kualitas hidup masyarakat di desa Cijayanti ini akan meningkat menjadi lebih baik," ujar Mivida.??
Permasalahan defisit air dan kekeringan sendiri sudah menjadi isu global. Satu dari empat orang di dunia kekurangan air minum dan satu dari tiga orang tidak mendapat sarana sanitasi yang layak. Bahkan diprediksi menjelang tahun 2025, sekitar 2,7 miliar orang atau sekitar sepertiga populasi dunia akan menghadapi kekurangan air dalam tingkat yang parah.?
Di Indonesia sendiri, berdasarkan data yang dikutip dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana Indonesia, saat ini lebih dari 3,9 juta jiwa masyarakat yang bermukim 2.726 desa di 715 kecamatan dan 105 kabupaten dan kota di Jawa dan Nusa Tenggara mengalami kekeringan.?
Selain itu, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada 2012 mencatat, Indonesia menduduki peringkat terburuk dalam pelayanan ketersediaan air bersih dan layak konsumsi se-Asia Tenggara. Hingga saat ini, baru 29 persen masyarakat Indonesia yang dapat mengakses air bersih melalui perpipaan, jauh di bawah target pemerintah hingga 2019, yaitu sebesar 60 persen. Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019, target akses universal air minum dan sanitasi diharapkan dapat terpenuhi pada 2019.?
Program Air untuk Kehidupan ini merupakan buah kerja sama dari MahaDasha dan Dompet Dhuafa Republika. Desa Cijayanti merupakan desa ketiga yang telah mendapatkan manfaat dari program Air untuk Kehidupan ini. Dua desa sebelumnya adalah Desa Bendung di Kecamatan Kesamen-Banten dan Desa Ridogalih di Kecamatan Cibarusah, Kabupaten Bekasi. Dengan tersedianya air bersih dan fasilitas sanitasi yang memadai diharapkan juga akan merubah perilaku warga ke poia hidup bersih dan sehat.?
"Ke depannya, kami akan terus melakukan program serupa dengan memperluas cakupan wilayah desa sesuai dengan Ilkasi dimana Grup MahaDasha beroperasi," pungkasnya.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Fauziah Nurul Hidayah
Tag Terkait: