Kredit Foto: Tri Yari Kurniawan
Warta Ekonomi, Makassar -
Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Sulsel, Bambang Kusmiarso, memprediksi inflasi daerahnya pada Desember 2017 cukup terkendali. Diperkirakan inflasi pada akhir 2017 berada pada rentang 0,5-0,9 persen. Proyeksi itu merujuk pada pola pembentukan inflasi secara historis dari tahun ke tahun.?
"Berdasarkan rata-rata historis, terkecuali ada kejadian luar biasa, maka inflasi Sulsel pada Desember 2017 diperkirakan pada rentang 0,5-0,9 persen (mtm)," kata Bambang, di Makassar.?
Berdasarkan data historis terkait inflasi di Sulsel sejak 2013 hingga 2016, kisarannya 0,3-0,78 persen. Terkecuali pada 2014, dimana ada kejadian luar biasa yang membuat inflasi menembus 2,76 persen. Rinciannya pada Desember 2013 (0,78 persen), Desember 2015 (0,70 persen) dan Desember 2016 (0,30 persen).
Menurut Bambang, inflasi Desember 2017 diperkirakan berasal dari seluruh komponen disagregasi. Dari inflasi inti, tarikan permintaan konsumsi rumah tangga diproyeksikan memberikan tekanan. Sedangkan dari administered price, inflasi bersumber dari kenaikan tiket harga pesawat. "Adapun inflasi volatile food diupayakan untuk diredam," tuturnya.
Bambang mengatakan untuk mengendalikan laju inflasi, BI bersama seluruh pihak terkait yang tergabung dalam Tim Pemantau dan Pengendali Inflasi Daerah atau TPID siap bekerja ekstra. Langkah strategis disusun dalam rangka pengendalian inflasi pada akhir tahun. Pihaknya memetakan dan terus memantau perkembangan harga sejumlah komoditas.
"TPID memetakan dan memantau secara seksama perkembangan harga komoditas, terutama yang sesuai polanya menjadi penyumbang inflasi. Di antaranya yakni angkutan udara, telur ayam ras, daging ayam ras, cabai rawit, beras dan bandeng."
"Inflasi akan tetap diarahkan berada dalam kisaran sasaran inflasi pada 2017 yakni 4 plus minus 1 persen," sambung Bambang.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel, Nursam Salam, mengungkapkan Sulsel mencatatkan inflasi 0,28 persen pada November 2017. Inflasi pada bulan ke-11 tahun ini terjadi setelah tiga bulan sebelumnya berturut-turut mengalami deflasi. Diakuinya kinerja TPID sangat diharapkan dalam upaya mengendalikan laju inflasi, khususnya pada kelompok volatile food.
Inflasi pada November 2017, merujuk data BPS, tercatat dipengaruhi oleh kenaikan tarif angkutan udara. Secara utuh, laju inflasi Sulsel tahun kalender rentang Januari-November tahun ini mencapai 3,37 persen. "Adapun laju inflasi year on year (November 2017 terhadap November 2016 berkisar 3,68 persen," pungkas dia.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Tri Yari Kurniawan
Editor: Vicky Fadil
Tag Terkait: