Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Sejumlah Obat-obatan Kosong, RS Undata: Ada Tagihan yang Belum Dibayar

        Sejumlah Obat-obatan Kosong, RS Undata: Ada Tagihan yang Belum Dibayar Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal
        Warta Ekonomi, Palu -

        Bambang Swandi selaku Wakil Direktur Bidang Keuangan Rumah Sakit Undata Palu, mengakui bahwa kosongnya sebagian jenis obat-obatan tertentu, di rumah sakit milik pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah itu, akibat adanya tagihan yang belum terbayarkan.

        "Ada sebagian obat masih ditunda, karena belum terbayar, kegiatan ini masih dalam proses, baik keuangan, maupun proses klaimnya," ungkap Bambang, Sabtu (6/1/2018).

        Namun kata dia, manajemen rumah sakit sudah melakukan pemesanan kepada perusahaan besar farmasi (PBF) sebagai penyedia obat dan distributor.

        "Masih ada klaim belum masuk ke BPJS Kesehatan," ungkapnya.

        Bambang juga memastikan dalam waktu dekat, obat-obatan itu sudah tersedia. Sementara itu, terkait dengan resep dokter yang diberikan ke pasien sehingga pasien membeli sendiri di luar rumah sakit, Bambang menegaskan hal itu tidak dibenarkan.

        "Mungkin karena stok obat kosong, dan mereka sudah ingin menggunakan, sehingga terpaksa mereka membeli di luar," ujar Bambang.

        Sebelumnya sejumlah pasien mengeluhkan kosongnya sejumlah merek obat-obatan di Undata. Mereka akhirnya harus membeli obat dari resep dokter, di apotik luar rumah sakit, karena di apotek rumah sakit tidak tersedia.

        Salah seorang pasien yang dengan diagnosa darah tinggi dan penyempitan pembuluh darah, mengeluhkan layanan serta tidak adanya obat dari rumah sakit. Sementara, dirinya menggunakan layanan BPJS Kesehatan dengan kepesertaan mandiri, serta pasien rujukan dari RS Anuntaloko Kabupaten Parigi Moutong.

        "Sudah hampir satu minggu, saya di Undata ini, ada resep dari dokter, diambil di apotik tidak ada, terpaksa dibeli di luar," ungkap Jufri.

        Keluarga pasien lainnya, mengakui, pihak rumah sakit baru menyediakan obat resep dokter, setelah keluarga marah. Salah seorang suster jaga ruangan mengatakan bahwa tidak adanya obat bukan kesalahan mereka, tetapi resep obat dari dokter praktek, ketika diminta di apotek, obatnya tidak tersedia.

        Sementara itu, salah seorang staf pegawai Apotek rawat inap RS Undata mengakui bahwa memang banyak jenis obat kosong dari bagian pengadaan. Melihat 18 poin hak pasien, tiga di antaranya tidak sesuai dengan pelayanan rumah sakit yakni memperoleh layanan yang manusiawi, adil, jujur dan tampa diskriminasi.

        Memperoleh layanan kesehatan yang bermutu, sesuai dengan standar profesi, dan satandar prosedur operasional. Serta memperoleh layanan yang efektif dan efisien, sehingga pasien terhindar dari kerugian fisik dan materi. (HYS/Ant)

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Hafit Yudi Suprobo

        Bagikan Artikel: