- Home
- /
- EkBis
- /
- Transportasi
Permudah Operasi Pelayanan Kapal, Jasa Armada Indonesia Gandeng PetroChina
Anak usaha PT Pelabuhan Indonesia II atau IPC (Persero), yakni PT Jasa Armada Indonesia Tbk (JAI) melangsungkan kerja sama dengan PetroChina International Jabung Ltd. Kerja sama yang dilakukan kedua belah pihak tentang Operasi Pelayanan Pemanduan & Penundaan Kapal di Wilayah Perairan Pandu Luar Biasa TUKS PetroChina Marine Terminal, Tanjung Jabung, Provinsi Jambi.
JAI bergerak di bidang Pemanduan dan Penundaan Kapal di Pelabuhan Milik Negara dan Terminal Swasta (TUKS), serta Terminal Khusus Lepas Pantai (Oil & Gas Ship-to-Ship/STS).
Sebagai perusahaan jasa pemanduan dan penundaan kapal, perseroan memiliki captive market di wilayah pelabuhan paling strategis di Indonesia, yaitu 12 pelabuhan yang dikelola IPC. Para produsen ekspor-impor maupun antarpulau banyak yang berlokasi di wilayah operasional PT Pelabuhan Indonesia II (Persero).
Nota kesepakatan kerja sama operasi tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama PT Jasa Armada Indonesia Tbk Dawam Atmosudiro dan General Manager PetroChina International Jabung Ltd Yu Guoyi.
"Penandatanganan Perjanjian Kerja Sama ini merupakan salah satu keberhasilan bagi PT Jasa Armada Indonesia Tbk dalam upaya mengembangkan pangsa pasar melalui pelebaran sayap bisnis dengan raihan pangsa pasar baru yaitu kegiatan Ship-to-Ship di luar captive market yang sudah dilayani selama ini," ujar Direktur Utama PT JAI Dawam Atmosudiro dalam konferensi pers di Hotel Borobudur Jakarta, Jumat (19/1/2018).
Berdasarkan UU dan PP, seluruh pelabuhan umum di Indonesia dibagi menjadi empat wilayah, masing-masing dikelola oleh Pelindo I, II, III, dan IV. Pelindo ll/IPC beroperasi di wilayah paling strategis, yakni Sumatera bagian Barat, Jawa bagian Barat, dan Kalimantan bagian Barat, dimana 70% omzet ekonomi nasional berada di lokasi tersebut.
Dawam menambahkan, dengan kerja sama ini para pihak dan negara akan memperoleh keuntungan, dimana pihak PetroChina akan lebih efesien karena berkurangnya biaya operasi Pandu dan Tunda.
"Dengan efesiensi biaya tersebut, pemerintah secara akumulatif akan memetik manfaat di kerja sama tersebut. Di samping itu untuk pembayaran PNBP akan menjadi lebih baik," pungkasnya.
JAI pada awalnya merupakan divisi Pelindo II, yang beroperasi sejak 1960. Pada 2013 dilakukan spin-off menjadi anak perusahaan. Mulai beroperasi sebagai PT tahun 2014, JAI membukukan profit selama tiga tahun berturut-turut (2014-2016). Walaupun pada saat masih divisi dalam kondisi rugi.
Pada Desember 2017, JAI menjadi perusahaan jasa pemanduan dan penundaan kapal pertama di Indonesia yang go public dan tercatat dengan kode saham "IPCM".?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bambang Ismoyo
Editor: Fauziah Nurul Hidayah