Setelah menempuh perjalanan yang panjang dan rumit, tim pertama kolaborasi Dompet Dhuafa bersama Ikatan Dokter Indonesia (IDI), akhirnya tiba di Distrik Agat, Kabupaten Asmat, Papua. Tim pertama yang terdiri dari 2 orang dokter; Safitri Rahmadani dan Rahmadani serta satu orang petugas kesehatan Tumijan dari Layanan Kesehatan Cuma-Cuma (LKC) Dompet Dhuafa Papua tersebut bertugas melakukan Rapid Health Assessment, atau mengumpulkan data-data terkait dampak wabah Campak dan Gizi Buruk, yang akan menjadi rekomendasi untuk penentuan program prioritas kolaborasi Dompet Dhuafa dan IDI.
"Agenda awal tim akan melakukan koordinasi ke posko Kejadian Luar Biasa (KLB) Campak dan Gizi Buruk, Posko tersebut merupakan tempat berkumpulnya tim kemanusiaan untuk kasus ini. Posko ini bertempat di Distrik Agat, Kantor Dinas Kesehatan, dan Gedung Pendidikan Wawasan Kebangsaan Worou Cem. Tim juga akan berkoordinasi dengan dr. Steven Langi, Kabid Kesmas Dinkes Kab. Asmat yang juga menjadi penanggung jawab Satgas Penanggulangan KLB," ujar? Fitri, sebagai ketua tim beberapa waktu lalu di Papua.
Rencana awal tim adalah menginisiasi Pos Layanan Kesehatan dan Pojok Nutrisi Keluarga. "Kerja sama antara Dompet Dhuafa dan IDI untuk penanganan kasus gizi buruk dan campak di Kabupaten Asmat akan mendirikan Layanan Kesehatan dan Pojok Nutrisi Keluarga yang di dalamnya akan ada pelayanan yang lebih holistik untuk penanganan dan pencegahan gizi buruk dan campak," ujar Rosita Rivai, General Manager Program Kesehatan Dompet Dhuafa.
Rata-rata jarak tempuh dari Agat menuju beberapa distrik harus dilalui menggunakan speed boat dengan waktu 1,5-7 jam. Itu pun yang terjauh yaitu Distrik Suru-suru dengan waktu tempuh 7 jam melalui rawa.
Senada dengan Rosita, Sekretaris Jenderal PB IDI Moh Adib Khumaidi menegaskan bahwa program yang akan dijalankan harus bersifat berkelanjutan. "Ini adalah kerja sama lanjutan setelah sebelumnya Dompet Dhuafa dan IDI menjalankan kerja sama dalam respons kemanusiaan untuk para Pengungsi Rohingya. Dalam kasus Asmat ini, program yang dijalankan nantinya program yang sekadar hadir dan selesai, tapi juga program yang berkelanjutan, dimana program pemberdayaan dan program edukasi? untuk masyarakat setempat sehingga dapat membangun kesadaran masyarakat lokal dalam menangani kasus yang dihadapi saat ini," ujar Adib.
Ke depan, Dompet Dhuafa dan IDI akan kembali mengirimkan tim secara periodic untuk menjalankan program yang direncanakan bersama.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ning Rahayu
Editor: Fauziah Nurul Hidayah