Negara-negara Timur Tengah harus meninggalkan perbedaan di antara mereka dan membuat pakta keamanan model Uni Eropa guna menarik kawasan dari jurang perpecahan, kata Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-Thani, Jumat (16/2/2018).
Ia meminta masyarakat internasional untuk terus memberikan tekanan diplomatik pada negara-negara terkait guna mencapai harapan itu. Namun, ia tidak memberikan keterangan lebih rinci.
"Saya yakin ini saatnya bagi keamanan kawasan lebih luas di Timur Tengah. Sudah saatnya semua negara di kawasan ini melupakan masa lalu, termasuk kami, dan menyepakati prinsip-prinsip keamanan dasar serta aturan pemerintahan, dan setidaknya tingkat minimal keamanan guna dapat mewujudkan perdamaian dan kesejahteraan," kata Sheikh Tamim dalam konferensi soal keamanan di Munich.
"(Harapan) ini jangan sampai jadi sekedar mimpi kosong. Terlalu banyak risiko yang bisa ditimbulkan. Timur Tengah sedang berada di pinggir jurang. Sudah saatnya ditarik kembali."
Qatar, negara kecil tapi kaya di Teluk Arab, dalam tujuh bulan terakhir ini dikucilkan dengan sanksi perdagangan dan perjalanan oleh Uni Emirat Arab, Arab Saudi, Bahrain dan Mesir karena dianggap mendukung terorisme dan sekutu kawasan, Iran.
Qatar telah membantah tuduhan-tuduhan itu.?Upaya yang dilancarkan oleh Amerika Srikat dan Kuwait untuk memperbaiki keretakan tidak memberikan hasil.
Selain perselisihan di Teluk, Sheikh Tamim juga merujuk pada konflik yang disertai kekerasan di Suriah, Yaman dan Libya.
Konflik-konflik tersebut telah menimbulkan bencana kemanusiaan dan menjadi salah satu krisis pengungsi terparah selama ini dengan jutaan orang menyeberangi lautan menuju Eropa dalam tahun-tahun belakangan.
"Kita bisa mencontoh upaya-upaya yang dilakukan Uni Eropa, kemampuannya menemukan dasar bersama untuk membangun kembali dan mewujudkan kesejahteraan," tambahnya.
"Untuk berpindah dari permusuhan ke kerja sama, kita semua harus bisa memberikan pertanggungjawaban." (Ant)
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman