Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pemerintah akan mengutamakan kepentingan nasional dalam proyek kereta ringan Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi (LRT Jabodebek) termasuk dalam pengadaan rangkaian kereta (rolling stock).
Budi ditemui usai rapat koordinasi di Kemenko kemaritiman Jakarta, Senin (2/4/2018), mengatakan hal itu menjadi arahan Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan yang memimpin rakor tersebut.
"Tadi soal 'rolling stock', Pak Luhut mengarahkan pada kita semua 'national interest' jadi nomor satu. Carilah mitra yang paling baik untuk kita semuanya," katanya.
Rangkaian kereta LRT Jabodebek rencananya akan menggunakan produksi PT Inka (Persero) dengan konsultasi perusahaan internasional yang memproduksi sistem rel.
Hyundai Rotem asal Korea Selatan dan Bombardier asal Kanada menjadi dua perusahaan yang sedang dikaji untuk dapat bergabung dengan Inka untuk memproduksi rangkaian kereta LRT Jabodebek.
Kendati demikian, hingga saat ini pemerintah belum memutuskan untuk menggunakan perusahaan mana dalam kerja sama tersebut.
"Yang dipilih belum tahu. Kita sudah bilang BPKP (Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan) tolong dikawal spesifikasinya dan sebagainya," katanya.
Mantan direktur utama Angkasa Pura II itu mengatakan pemerintah memiliki waktu tiga hingga enam bulan sebelum memutusakan mitra Inka dalam memproduksi rangkaian kereta.
"Kita masih ada waktu cukup lama, tiga hingga enam bulan," katanya.
Budi menegaskan, pemilihan mitra Inka nantinya harus mengutamakan kepentingan bangsa.
Ia juga berharap mitra tersebut bisa mendorong Indonesia tidak sekedar jadi pengguna melainkan juga sebagai produsen. Selain itu, kualitas produksi kereta juga harus bisa ditingkatkan lebih baik lagi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Vicky Fadil