Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Tren Neraca Perdagangan Defisit, Ini Kata Mantan Menteri Perdagangan

        Tren Neraca Perdagangan Defisit, Ini Kata Mantan Menteri Perdagangan Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Neraca perdagangan Indonesia dalam tiga bulan terakhir kembali jatuh defisit. Dengan defisit pada Februari 2018 sebesar US$0,12 miliar, total defisit dalam tiga bulan sejak Desember 2017 menjadi US$1,1 miliar. Defisit perdagangan selama tiga bulan berturut-turut ini adalah yang pertama kali terjadi sejak 2014.

        Lalu, bagaimana pandangan Mantan Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu mengenai kondisi tersebut?

        Ia menilai jika peningkatan impor terjadi akibat impor bahan baku untuk kegiatan produksi maka itu adalah hal yang positif. Namun demikian, lanjut dia, diperlukan waktu sekitar enam bulan agar ekspor bisa mengimbangi impor.

        "Kita harus pelajari dulu. Impor naik karena investasi naik itu positif. Kalau benar impor naik karena investasi dan produksi, dalam enam bulan ekspor kita naik," ujar Mari saat menghadiri "Indonesia Summit: The Innovation Imperative" yang diselenggarakan The Economist di Shangri-La Hotel, Jakarta, Kamis (5/4/2018).

        Menurutnya, neraca perdagangan yang defisit selama tiga bulan berturut-turut tersebut belum mengkhawatirkan. Sebab, defisit transaksi berjalan atau Current Account Deficit (CAD) masih terjaga dengan baik.

        "Tidak mengkhawatirkan, yang penting CAD masih di bawah 3%," katanya.

        Sebelumnya, Direktur Eksekutif Center of Reform on Economics (CORE) Mohammad Faisal memandang kondisi ini patut mendapatkan perhatian serius pemerintah, setidaknya karena dua alasan.

        Pertama, net ekspor yang menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi selama 2017 dengan pertumbuhan 21% berpotensi memberikan sumbangan negatif terhadap pertumbuhan ekonomi pada kuartal pertama tahun ini.

        "Artinya, upaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi di tahun ini menjadi semakin sukar," kata dia.

        Kedua, defisit perdagangan akan semakin mendorong pelebaran defisit transaksi berjalan yang menjadi salah? satu faktor pendorong pelemahan nilai tukar Rupiah, selain faktor eksternal.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Boyke P. Siregar
        Editor: Fauziah Nurul Hidayah

        Bagikan Artikel: