Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Kinerja KUD Dinilai Meningkat Sejak Program Revitalisasi Digulirkan

        Kinerja KUD Dinilai Meningkat Sejak Program Revitalisasi Digulirkan Kredit Foto: Kemenkop dan UKM
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Sekretaris Kementerian Koperasi dan UKM Agus Muharram mengungkapkan bahwa kondisi Koperasi Unit Desa (KUD) saat ini sudah berbeda jauh dengan masa lalu sejak bergulirnya program revitalisasi KUD. Saat ini, banyak KUD sudah memiliki pengurus yang profesional dan berdedikasi tinggi yang berujung pada peningkatan kinerja KUD secara menyeluruh.

        "Terbukti, saat ini ada sekitar 72 KUD di Riau dan Jambi beranggotakan 30 ribu petani yang bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit yang melakukan kerja sama Inti Plasma dengan perusahaan besar Asian Agri. Usaha besar mau kerja sama dengan koperasi karena koperasinya baik dan bagus," kata Agus pada acara pembagian premi minyak sawit berkelanjutan dari Asian Agri untuk petani kelapa sawit anggota koperasi di Jakarta, Selasa (10/4/2018).

        Untuk itu, lanjut Agus, pihaknya akan terus memperkuat kelembagaan petani yang tergabung dalam koperasi.

        "Kemenkop dan UKM sangat peduli untuk turut menjaga industri perkebunan kelapa sawit di Indonesia secara berkelanjutan. Pasalnya, potensi ekonomi dari sawit nasional itu sangat besar. Apalagi, dari sekitar 14,03 juta hektare perkebunan kelapa sawit yang ada, 40% di antaranya merupakan perkebunan rakyat. Dimana mayoritas petaninya merupakan anggota koperasi," imbuh Agus.

        Bahkan, Agus menekankan bahwa pemerintah amat terbantu dengan adanya kerja sama antara Inti dengan plasma binaannya, seperti yang dilakukan Asian Agri.

        "Terlebih lagi, itu sesuai dengan program Nawacita yang salah satunya mengamanatkan pembangunan dari mulai desa-desa. Oleh karena itu, Kemenkop dan UKM akan terus membenahi dan memperkuat institusi koperasi yang ada di pedesaan di seluruh Indonesia," tandas Agus.

        Agus mengakui bahwa saat ini banyak koperasi atau KUD yang dalam pembiayaannya berasal dari swadaya para anggotanya, tidak lagi dari bantuan pemerintah. Tapi, bukan berarti pemerintah tidak hadir di sana dalam membangun KUD di daerah-daerah perkebunan.

        "Kita memiliki program pembiayaan seperti kredit usaha rakyat atau KUR dan dana bergulir dari LPDB KUMKM dengan bunga yang sangat murah. Saya berharap para petani sawit bisa memanfaatkan program tersebut," kata Agus lagi.

        Menurut Agus, banyak keuntungan yang didapat dari pola kerja sama Inti Plasma ini, di antaranya pasar bagi produk yang dihasilkan petani sudah jelas ada. Produk petani pasti dibeli oleh inti, dalam hal ini Asian Agri.

        "Inti juga berkewajiban membina plasmanya. Plasma jangan dijadikan sebagai objek, melainkan mitra yang saling menguntungkan. Selain itu, kerja sama Inti Plasma ini juga tidak semata-mata menanam sawit tapi juga menjaga lingkungan," papar Agus.

        Agus juga berharap KUD-KUD kelapa sawit yang ada di Riau dan Jambi untuk segera memperkuat sektor usahanya melalui kemajuan teknologi atau IT.

        "Dengan IT, para petani bisa me-monitoring pergerakan harga sawit dunia, kualitas produk, hingga memonitor persaingan di pasar," tandas Agus.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ning Rahayu
        Editor: Fauziah Nurul Hidayah

        Bagikan Artikel: