Spirit seorang CEO selalu memberikan pelajaran. Inilah yang didapat dari President Director and CEO Grup PT Indika Energy Tbk, Arsjad Rasjid, ketika menceritakan perjuangan membuat hijau Indika Energy setelah bertahun-tahun selalu merugi.
Bayangkan, setelah selama empat tahun bertutut-turut selalu dalam posisi merugi puluhan juta dolar AS, tiba-tiba Indika berhasil meraih laba bersih setelah pajak sebesar US$335 juta pada tahun 2017. Hebatnya lagi, keuntungan ini didapat bukan karena limpahan dari sales yang meningkat, tetapi dari berbagai efisiensi yang dilakukan.
Menurut Arsjad, dalam obrolan ringan di meja makan pada acara peringatan 45 tahun kiprah Indika Group dan 10 tahun Indika Energy di pasar modal, ada beberapa jurus yang harus dimainkan secara persisten.
"Pertama, ada values yang menjadi panduan untuk membangun kultur perusahaan," ujarnya.
Ada lima values, lanjut Arsjad, yang dia bangun untuk menjadi panduan manajemen dan karyawan Indika Energy Group, yakni (1) integrity, (2) achievement, (3) unity in diversity, (4) teamwork, dan (5) social responsibility.
"Seperti yang dilakukan Astra, kami membuat kultur agar perusahaan berjalan dalam koridor nilai-nilai yang diinginkan," ujarnya.
Kedua, capital financial dan capital HR (human resources). "Untuk modal finansial artinya kami mengelola keuangan secara prudent," tambah Rasjid.
Berbagai parameter diterapkan agar jalannya perusahaan tetap dalam koridor yang diinginkan perusahaan. "Berbagai pemborosan kami potong agar tercipta efisiensi, tapi tetap dengan menjaga sumber-sumber pemasukan agar tetap berjalan lancar," ujarnya.
Bagaimana dengan pengelolaan HR? "Kami terpaksa melakukan golden shake hand terhadap 1.000 SDM dari total 10.000 SDM yang kami miliki," ujar Arsjad.
Pemotongan SDM banyak dikonsentrasikan di bagian atas, tambah Arsjad, sehingga dampaknya terhadap biaya cukup signifikan. "Penghematan biaya rutin kami bisa mencapai 40%," tegasnya.
Dalam konteks efisiensi ini, cerita Arsjad, role model juga penting. Oleh karena itu, pihaknya menyusutkan jumlah BOD di Indikia Energy dari sebelumnya tujuh orang menjadi tiga orang saja. "Dengan demikian, karyawan melihat bahwa penghematan dimulai dari top level," tandasnya.
Walaupun kelihatannya sederhana, tapi perjalanan batinnya tidak sederhana. "Perjalanan batin dalam situasi kerugian tentu sangat tidak enak," cerita Arsjad.
Tapi karena sudah diniatkan maka yang penting adalah mental just do it.?Ibarat main golf, kata Arsjad, dia hanya melakukan yang terbaik bagi jalannya permainan. "Kita fokus pada perbaikan yang dilakukan dan sedikit mengabaikan noise-noise eksternal yang muncul," tegasnya. Alhamdulilllah, pada akhirnya? sikap persisten dan istiqomah ini memberikan hasil yang manis.
Ngomong-ngomong, kok efisiensi itu tidak dilakukan dari dulu-dulu? Arsjad hanya tertawa. Tampaknya memang manusia sering lupa ketika sedang dalam kondisi nyaman sehingga merasa situasi baik-baik saja. Baru pada saat ada tekanan, sikap inovatif muncul. Benar apa yang banyak dikatakan orang bahwa: kesulitan adalah ibu dari segala inovasi.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Muhamad Ihsan
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: