Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Trump Tetap Resmikan Kedubes AS di Yerusalem, PKS: Ini Babak Baru Kezaliman Israel

        Trump Tetap Resmikan Kedubes AS di Yerusalem, PKS: Ini Babak Baru Kezaliman Israel Kredit Foto: Ferry Hidayat
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini menilai sikap Presiden AS Donald Trump yang tetap akan meresmikan kedutaan besar negaranya di Yerusalem, menjadi babak baru kezaliman Israel yang disokong AS terhadap rakyat Palestina.

        "Fraksi PKS protes keras sejak Presiden Trump deklarasi sepihak Yerusalem sebagai ibu kota Israel dan keinginannya memindahkan kedubesnya dari Tel Aviv akhir Desember 2017," kata Jazuli di Jakarta, Jumat (11/5/2018).

        Dia mengatakan protes keras tersebut juga dilakukan ketika tersiar kabar bahwa AS benar-benar akan meresmikan kedubesnya di Yerusalem pada 14 Mei dan Fraksi PKS melayangkan protes resmi dengan mendatangi Kedubes AS.

        Israel memindahkan ibu kota dari Tel Aviv ke Yerusalem yang selama ini merupakan ibu kota Palestina. Keputusan itu didukung oleh AS dan memutuskan memindahkan pula kedubesnya dari Tel Aviv ke Yerusalem.

        Menurut dia, keluarga besar PKS dan seluruh rakyat Indonesia mendukung perjuangan rakyat Palestina lepas dari kezaliman penjajahan Israel.

        Jazuli yang juga anggota Komisi I DPR RI juga mengatakan bahwa peresmian Kedubes AS di Yerusalem adalah bentuk arogansi sekaligus penghinaan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) atas puluhan resolusi yang menegaskan bahwa Yerusalem bukan milik Israel dan membatalkan klaim sepihak Israel.

        Sebelumnya, Sekretaris FPKS Sukamta yang memimpin delegasi FPKS mendatangi Kedubes AS di Jakarta pada Rabu (9/5), mengkhawatirkan peresmian Kedubes AS di Yerusalem memicu babak baru konflik di Palestina dan bahkan bisa meluas di Timur Tengah.

        Dia menilai Palestina merupakan salah satu tanah suci umat Islam. Negara-negara Timur Tengah dan juga negara-negara Islam akan selalu menempatkan Palestina sebagai perhatian utama dalam kebijakan luar negeri.

        "Sikap AS yang keras kepala ini akan merusak hubungannya dengan dunia Islam. AS akan menanggung rasa marah umat Islam se-dunia," katanya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Vicky Fadil

        Bagikan Artikel: