China sebagai negara pengekspor utama produk tas dan aksesori ke AS mengekspor produk tersebut pada tahun 2017 sebesar US$7,35 miliar. Nilai ini turun 13,38% dibandingkan dengan tahun 2016 yang senilai US$7,5 miliar.
Kepala ITPC LA (Indonesian Trade Promotion Center Los Angeles), Antonius A. Budiman, menuturkan, nilai ekspor China sebagai pengekspor utama turun secara konsisten selama tiga tahun terakhir. Untuk itu, Indonesia dapat memanfaatkan peluang ini untuk menggenjot ekspor aksesori ke AS.
"Terlebih, saat ini tren produk artisan di AS sedang naik daun. Untuk itu, ITPC LA akan terus mendukung dan berusaha meningkatkan ekspor produk artisan asal Indonesia," ujar Antonius dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (22/5/2018).
Potensi ekspor tas dan aksesori dari Indonesia ke AS masih berpeluang sangat besar. Pada tahun 2017, Indonesia mengekspor tas dan aksesori ke AS sebesar US$13 miliar, naik 1,62% dibanding tahun 2016 yang tercatat US$12,6 miliar. Indonesia merupakan negara asal impor tas dan aksesori ke-7 di AS.
Produk artisan di AS saat ini telah menjadi komponen pokok pada penjualan ritel. Web pameran New York Now mengabarkan bahwa pelaku usaha ritel besar seperti Nordstrom, Macy?s, West Elm, dan Whole Foods mulai memperhitungkan produk perajin lokal dan global sebagai strategi utama karena perputarannya yang cepat dan memiliki daya tarik bagi pembeli.
Sebelumnya, lanjut Antonius, Everina berhasil melewati proses kurasi produk dan manajemen usaha sehingga dapat menjual ke e-commerce raksasa dunia yang mengkhususkan pada penjualan produk buatan tangan, seperti Amazon Handmade dan Etsy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ratih Rahayu
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: