Sosok calon wakil presiden (cawapres) pendamping Joko Widodo pada pemilu tahun depan masih menjadi misteri. Sejak beberapa bulan lalu beberapa partai pendukung sudah?menghembuskan nama cawapres, seperti Muhaimin Iskandar,?Romahurmuziy, hingga Airlangga Hartarto, yang diharapkan bisa dipilih untuk mendampingi Jokowi.?Akan tetapi, Presiden ke-7 Indonesia tersebut masih belum menentukan pilihan.
Kali ini muncul nama Chairul Tanjung yang digadang-gadang bisa menjadi cawapres ideal bagi Jokowi. Nama CT dihembuskan oleh Guru Besar dan Ekonom Indef,?Didik J Rachbini, dalam surat terbuka yang diterima redaksi Warta Ekonomi di Jakarta, Minggu (10/6/2018). Berikut isi surat terbuka tersebut
Teman-teman, saya diminta oleh wartawan untuk menjawab soal pemimpin, capres atau cawapres menurut ekonom mengingat Indonesia ke depan memerlukan solusi ekonomi untuk menjadi negara maju dan lepas dari jebakan Middle Income Trap. Muncul banyak nama khususnya untuk cawapres, seperti Gatot Nurmayanto, Anies Baswedan, dan terakhir Chairul Tanjung. Daripada satu-satu menjawab maka saya siapkan pemikiran saya, terutama terhadap sosok Chairul Tanjung.
1. Berkenaan dan berkaitan dengan demokrasi dan masa depan pemimpin bangsa maka setiap warga negara berhak untuk menentukan dan memilih yang terbaik bagi Indonesia. Saya melihat bahwa calon presiden dan calon wakil persiden di media massa sudah mengerucut pada beberapa nama saja dan seperti didikte oleh survei-survei yang kabur antara yang betul-betul akademis dan politis. Saya berpendapat selayaknya proses penyaringan kepemimpinan harus dibuka seluas-luasnya untuk calon-calon pemimpin dan media juga membuka secara luas kesempatan bagi masyarakat untuk melihat calon pemimpinnya sehingga banyak pilihan dan menemukan yang terbaik untuk bangsa Indonesia.
2. Di antara banyak nama sosok Chairul Tanjung atau dikenal dengan nama pendek CT adalah salah satu yang disebut dan mulai muncul sebagai calon pemimpin atau tepatnya diharapkan sebagai calon wakil presiden. Sosok CT menurut saya adalah calon pemimpin tepat waktu, tapat masa, dan tepat keahlian karena Indonesia berada di persimpangan jalan demokrasi memerlukan penyelesaian ekonomi dan solusi ekonomi politik yang cermat pada saat ini.
Kepiawaannya dalam dunia bisnis sudah dibuktikan dalam kelompok usaha CT Corp yang menyebar ke seluruh penjuru tanah air, baik dalam bidang ritel, media, perbankan, properti, dan sebagainya. Kepemimpinan manajerialnya sudah teruji dan di atas kemampuan rata-rata sehingga bisa disumbangkan untuk solusi manajerial hal-hal teknikal di organisasi pemerintahan.
3. Sosok CT juga berpengalaman di pemerintahan. Selama menjadi Menko Perekonomian ia banyak menyelesaikan agenda-agenda penting terutama menstabilkan harga-harga, menyelesaikan masalah Freeport, koordinasi antar-menteri secara efektif, dan mempercepat pembangunan infrastruktur pada periode pendek tersebut. Pengalaman dan kesempatan pendek dimanfaatkan untuk menyelesaikan masalah-masalah krusial dalam ekonomi, infrastruktur, perdagangan, dan sebagainya.
4. Ketika dipercaya menjadi penasehat presiden sebagai ketua Komite Ekonomi Nasional (KEN), CT berhasil meramu dan mengoordinasikan 21 anggota KEN dengan berbagai aliran pemikiran dan mahzab yang berbeda, bahkan bertentangan satu sama lain. CT sukses menyatukan atau tepatnya menyinkronkan pemikiran-pemikiran ekonom struktural, mainstream, maupun liberal sehingga saran-saran KEN bisa membumi, realistis, dan diterima oleh presiden dan kabinetnya. Ini karena CT telah berpengalaman memimpin kelompok intelektual ekonom di Yayasan Indonesia forum sebelumnya. Yayasan ini fokus pada riset tentang visi ekonomi Indonesia ke depan.
5. Meskipun CT bukan politisi tetapi secara politik diterima di kalangan partai-partai. Bahkan dalam pilkada DKI Jakarta yang lalu CT dipercaya oleh banyak partai untuk menjadi calon gubernur DKI Jakarta. Tetapi CT belum berkenan dan belum bersedia serta hendak memberi kesempatan kepada tokoh-tokoh muda lainnya.
6. CT adalah figur yang relegius, haji yang tekun dalam ibadah tetapi berasal dari keluarga nasionalis. Sosok seperti ini bisa menyatukan dua kelompok besar di negeri ini yakni kalangan nasionalis dan golongan Islam. Indonesia tanpa salah satunya akan berjalan timpang. CT dapat menyatukan keduanya sehingga dikotomi Islam dan nasionalisme yang mengeras sekarang ini akan lembut dan lebih harmonis.
7. CT secara sosiologis sebagai muslim diterima oleh dua kelompok organisasi besar NU dan Muhammadiyah. Jika CT tampil sebagai calon wakil presiden maka dukungan dari dua golongan ini bisa diperoleh dengan baik tanpa ada resistensi yang keras.
Didik J Rachbini, Guru Besar dan Ekonom Indef
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Cahyo Prayogo
Editor: Cahyo Prayogo
Tag Terkait: