Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Camilan Keripik Ubi Indonesia Tembus Peringkat Ke-2 di New York

        Camilan Keripik Ubi Indonesia Tembus Peringkat Ke-2 di New York Kredit Foto: Kemendag
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Keripik ubi ungu produksi perusahaan Indonesia meraih penghargaan Silver, atau peringkat ke-2 makanan camilan terbaik pada Specialty Outstanding Food Innovation (SOFI) Awards kategori Savory Snack. Penghargaan tersebut adalah bagian dari pameran Summer Fancy Food Show (SFFS) 2018 pada 30 Juni-2 Juli 2018 di Javits Convention Center, New York, Amerika Serikat (AS).

        Atase Perdagangan Washington DC, Reza Pahlevi, mengatakan keripik ubi ungu berhasil menembus pasar AS dan mendapat penghargaan karena mampu menyesuaikan diri dengan pasar negara tujuan.

        "Pemberian penghargaan kepada keripik ubi ungu produksi perusahaan Indonesia ini menjadi contoh keberhasilan produk Indonesia di luar negeri. Dalam hal ini, produsen berhasil menyesuaikan produknya dengan pasar specialty food AS yang lekat dengan predikat produk sehat," kata Reza dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu (11/7/2018).

        Reza mengungkapkan, produk keripik ubi ungu yang memenangkan penghargaan adalah Organic Purple Sweet Potato produksi Jans Enterprise, menggunakan bahan baku ubi ungu organik asal Jawa Barat yang diolah dengan minyak kelapa organik tanpa perasa tambahan maupun pengawet. Produk juga ini telah memiliki sertifikat organik dari Departemen Pertanian AS, bebas gluten, ramah vegan, dan bebas rekayasa genetik.

        Dubes RI Washington DC, Budi Bowoleksono, menuturkan, specialty food merupakan pasar dengan segmen tertentu yang potensial di AS. Saat ini, konsumen semakin peduli akan produk yang sehat; mengedepankan pelestarian lingkungan (sustainability), dapat diketahui proses penanaman, pemrosesan, dan pengemasannya (food story); serta berkontribusi terhadap pemberdayaan masyarakat.

        "Saya turut bangga melihat produk-produk mamin Indonesia telah diterima di pasar AS, bahkan berhasil menerima penghargaan,? ujar Budi saat menghadiri SFFS 2018 pada 1 Juli 2018.

        Selain itu, keripik daun singkong produksi Nanduto Home Cooking juga mendapat sorotan dalam pameran SFFS 2018 ini. Produk Cassava Leaves Chips yang dipasarkan di AS oleh Jawa Import ini dimasukkan ke dalam daftar Specialty Food Association (SFA) Trendspotter Panel sebagai salah satu makanan emerging trends on the radar?berbahan baku tumbuhan. Apresiasi ini dapat memperbesar potensi produk specialty food Indonesia untuk semakin dilirik konsumen AS.?

        SOFI Awards adalah penghargaan bergengsi yang diadakan SFA. Penilaian SOFI Awards merupakan proses dan seleksi yang ketat untuk mendapatkan yang terbaik di antara yang terbaik. Penjurian melibatkan para ahli di bidang kuliner. Penghargaan yang diumumkan dan diberikan saat pameran SFFS sebanyak 39 kategori produk specialty food yang mengedepankan keunikan rasa, kualitas bahan, dan inovasi.

        Dalam pameran SFFS 2018 kali ini, Paviliun Indonesia diperkirakan membukukan transaksi potensial hingga US$2,8 juta. Paviliun Indonesia mengusung tema ?Remarkable Indonesian Food? yang memamerkan beragam produk mamin specialty food unggulan Tanah Air.

        Paviliun Indonesia diikuti lima perusahaan peserta asal Indonesia yaitu PT Manohara Asri (camilan kacang Mayasi dan Iyes), IMC Organic Coconut Sugar (gula kelapa organik), PT Sari Segar Husada (santan, susu dari kelapa, air kelapa, dan kelapa parut kering dengan merek Delcoco), Jawa Import (rempah, bumbu, dan tepung bebas gluten berbahan baku sukun), dan Jans Enterprises Corp (produk camilan, keripik, biskuit, wafer, dan jus buah).?

        Tiap tahunnya, jumlah peserta SFFS bisa mencapai 2.500 perusahaan yang menampilkan lebih dari 200.000 produk, serta dikunjungi lebih dari 25.000 pengunjung.?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Ratih Rahayu
        Editor: Ratih Rahayu

        Bagikan Artikel:

        Berita Terkait