Survei data seismik (2D dan 3D) menjadi satu tahapan yang tidak terelakkan bagi perusahaan-perusahaan migas yang melakukan kegiatan eksplorasi cadangan migas di lapangan migas. Hal ini tentunya memakan waktu dan biaya yang tidak murah. Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat, untuk melakukan survei seismik dibutuhkan sekitar Rp100 miliar untuk seismik. Itu baru seismik 2D pula, sedangkan 3D tentunya lebih mahal.?
Untungnya, kini ada teknologi atau teknik ocean bottom node (OBN), dengan cara menebarkan sensor-sensor (nodes) yang terhubung dengan tali (bayangkan pukat ikan). Kapal pembawa sumber gelombang (source vessel) tidak menarik sensor kabel seperti pada metode konvensional streamer. Namun, kapal tersebut akan melepas sumber (shooting) pada?titik-titik yang telah ditentukan dan berada di atas sensor OBN yang sudah diletakkan di dasar laut.
Hasil rekaman berupa data satuan yang tersimpan dalam pita magnetis khusus, lalu dikirim ke pusat proses data seismik di Jakarta untuk diolah. Proses tersebut akan memakan waktu sekitar 5?8 bulan. Hasil olah data dapat menggambarkan kondisi lapisan batuan di bawah permukaan bumi di wilayah survei seismik, yang kemudian digunakan untuk pencarian sumber minyak dan gas dengan menggabungkan data lainnya. Kelebihan dari teknologi ini adalah perekaman dilakukan sejak nodes diturunkan ke dasar permukaan, tidak hanya saat penembakan air gun. Selain itu, proses perekaman data lebih cepat dan efisien.
Salah satu perusahaan yang menggunakan teknologi ini adalah BGP Inc, China National Petroleum Corporation yang pada akhir Maret lalu baru saja menyelesaikan proyek sesimik tangguh OBN, di Teluk Bintuni, Papua Barat, pada area seluas 730 kilometer persegi. Perusahaan menyewa teknologi Independent Simultaneous Source (ISS trademark) milik British Petroleum (BP Plc). Proyek ini melibatkan 12 vessel yang terdiri atas 3 vessels seismic source, dua nodes layout vessel, dan 7 support vessel.?
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Yosi Winosa
Editor: Ratih Rahayu
Tag Terkait: