Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Rex Marindo: Jangan Jadi Pengusaha

        Rex Marindo: Jangan Jadi Pengusaha Kredit Foto: Sufri Yuliardi
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Jangan jadi pengusaha.?Iya, saya sering sekali mengatakan?kalimat ke teman-teman?yang bertanya soal menjadi pengusaha. Menjadi seorang pengusaha itu tidak mudah, bahkan?kalau mau jujur sangat-sangat sulit karena?membutuhkan tenaga besar, pikiran besar, nyali besar, dan banjir stres dan tekanan. Kalau bukan karena?niat ibadah maka maka saya tidak?akan sanggup menjalankan usaha.

        "Mas menakut-nakuti sekali?jadi membuat orang demotivasi?saja?untuk menjadi pengusaha". Buat saya, sharing soal kesulitan menjadi pengusaha adalah hal yang sangat penting bagi calon pengusaha. Kenapa? Supaya teman-teman?bersiap dengan kondisi seperti ini.

        Motivasi?bagus, gairah penting, tetapi siap dengan?kegagalan juga sangat penting karena begitulah sebetulnya yang dihadapi oleh kebanyakan pengusaha.?Antisipasi?untuk gagal itu dimulai dari sharing tentang kegagalan dari?pengusaha yang sudah merasakannya. Dari kisah-kisah tersebut semoga?kita bisa belajar dan menghindari kesalahan yang dilakukan oleh pengusaha sebelumnya.

        Sebelum?bercerita tentang yang kegagalan?coba kita mengubah?istilah?kegagalan menjadi pelajaran. Karena pada prinsipnya tidak ada kegagalan dan yang ada?hanya pelajaran untuk lebih baik, lebih fokus, lebih detail, dan semua hal yang mengarahkan kita untuk bisa sukses di dalam dunia bisnis.?Pelajaran ini?layaknya di sekolah ada yang membuat?seseorang?naik kelas, tinggal kelas, bahkan keluar sekolah.

        Kisah 1: Advertising Segala Ada

        Ini pelajaran?pertama ketika saya berbisnis. Karena tidak punya skill bisnis apa-apa?tetapi ingin menjadi konsultan brand. Akhirnya, di awal saya membuat bisnis advertising segala bisa. Apa itu? Iya, apapun terkait advertising all you can hire mulai dari cetakan, iklan, event, majalah, dan apapun yang bisa menghasilkan uang.

        Ternyata??Jumlah klien?banyak sekali?tetapi margin kecil, bayar lama, dan di sisi lain jumlah karyawan meningkat.?Fasilitas harus di-upgrade yang ujung-ujungnya malah menjadi rugi, utang sana-sini untuk tutup gaji, sewa, dan lain-lain.?Sampai momen paling saya sesali adalah?meminjam pakai bunga (riba). Apa pelajaran yang bisa dipetik?

        1. Ilmu. Bisnis ternyata butuh fundamental ilmu yang kuat. Dengan ilmu yang kuat, kita bisa fokus untuk membangun keunikan di dalam bisnis. Contoh dari advertising segala ada itu adalah tidak fokus dan ilmu yang?tidak mumpuni?sehingga?dihargai murah.

        2. Fokus. Ternyata segala yang ada itu tidak membuat kita dihargai tinggi. Cobalah menjadi spesialis, sesuatu yang betul-betul kita kuasai A to Z. Peluang untuk dihargai mahal tentu akan sangat terbuka.?Jika?dulu fokus pada penyedia jasa konten dan storytelling mungkin brand saya bisa besar dengan bayaran mahal.

        3. Mentor. Masih newbie tapi sok mau jadi konsultan. Ujungnya?advertising?segala ada dan tidak fokus. Kenapa? Karena prinsip yang penting bisnis jalan, tidak ada?mentor yang membimbing bahwa yang sedang dijalankan tersebut tepat atau tidak.

        Kisah 2: Gegabah Membuat Bisnis Tambahan

        Beberapa bisnis membuat saya dan temen mengalami kerugian?hingga nilai yang bisa membuat geleng-geleng kepala. Mulai dari salah perhitungan soal potensi pasar hingga keliru mengajak partner yang ternyata tidak siap untuk rugi.?Kalau tidak kuat-kuat iman dan?mindset?maka bisa stres apabila mengalami kerugian. Dari sini pelajaran utama yang bisa dipetik yakni

        1. Fokus. Jika sudah ahli di satu bidang dan ternyata yang kita jalankan sudah memperlihatkan hasil maka fokuslah. Jangan terdistraksi dengan hal-hal baru biarpun itu terlihat seperti peluang yang sangat menarik. Kenapa? Karena bisa jadi apabila kita masuk ke peluang tersebut maka apa yang kita jalankan malah menjadi terganggu.

        2. Mitra Bisnis. Carilah mitra bisnis yang memiliki kesamaan visi,?bersedia untung dan rugi?bersama, dan buatlah segala sesuatu di atas kertas notaris. Karena bahkan keluarga sendiri?bisa ribut soal bisnis apalagi orang lain.

        3. Berhitung. Pelajaran paling penting yakni?selalu membuat planning mengenai apa yang akan dijalankan?sehingga kita memiliki panduan tentang bagaimana hal tersebut bisa dijalankan serta risiko yang akan dihadapi. Jadi, jangan nafsu tanpa perhitungan.

        Jadi,?kalau?ada yang bilang: enak yah mas jadi pengusaha, coba pikir sekali lagi. Oh iya,?saya belum cerita berapa lama semua kegundahan dan pelajaran tersebut dilakoni: 10 tahun. Are you ready to do that? Selama 10 tahun harus merasakan pusing, tangis, sedih, beban pikiran, hingga dihina.

        "Wah, memang harus seperti itu mas perjalanannya?" Iya tidak?juga, oleh sebab itu coba pahami poin-poin di atas dan berusahalah untuk tidak mengulangi kesalahan tersebut. Dengan mempelajari pengalaman dan pelajaran?dari banyak pengusaha?maka?kita bisa?memiliki waktu lebih cepat untuk berkembang. So, masih ingin menjadi pengusaha?

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Editor: Cahyo Prayogo

        Tag Terkait:

        Bagikan Artikel: