Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
    Indeks
      About Us
        Social Media

        Secara Alami, The Fed Menuju Kebijakan Moneter yang Lebih Normal

        Secara Alami, The Fed Menuju Kebijakan Moneter yang Lebih Normal Kredit Foto: Nico Martiano Akbar
        Warta Ekonomi, Jakarta -

        Federal Reserve atau Bank Sentral AS (The Fed) sudah menaikkan suku bunganya sebanyak tiga kali di tahun ini menjadi 2-2,25 persen. Dengan demikian The Fed masih ada satu kali lagi ruang untuk menaikkan suku bunganya sesuai dengan ekspektasi pasar. Saat ini, The Fed tengah menuju kebijakan moneter yang lebih normal.

        "Perekonomian AS berjalan dengan sangat baik. The Fed secara alami bergerak menuju kebijakan moneter yang lebih normal," ujar Presiden dan Chief Executive Officer dari Federal Reserve Bank of New York, John Carroll Williams, saat menghadiri Central Banking Forum di Conrad Hotel, Benoa, Bali, Rabu (10/10/2018).

        Menurutnya, Bank Sentral AS akan tetap fokus pada kebijakan moneternya. Di mana sejauh ini, kenaikan suku bunga AS telah berdampak pada terjaganya stabilitas harga di AS. Kendati demikian, pihaknya masih memiliki ruang untuk menaikkan suku bunganya sekali lagi ditahun ini, meski kenaikan bunga AS tersebut sempat dikritik oleh Donald Trump.

        "Kami akan fokus pada prospek kebijakan moneter AS. Kabar baiknya adalah bahwa pada peringatan 10 tahun dari hari-hari terburuk krisis keuangan global, perekonomian AS berjalan dengan sangat baik," ucapnya.

        Dia mengungkapkan, dengan stimulus fiskal dan kondisi keuangan yang menguntungkan ini tentu akan memberikan angin segar bagi perekonomian AS. Dirinya memproyeksikan, bahwa ke depan pertumbuhan ekonomi AS akan lebih kuat yang didukung oleh kebijakan-kebijakan yang telah diambil Bank Sentral AS dengan tetap mejaga laju inflasi.

        "Saya berharap GDP riil akan meningkat sekitar 3 persen tahun ini dan sebesar 2,5 persen pada 2019. Dengan asumsi ramalan ini mulai membuahkan hasil, ini akan menjadi ekspansi terpanjang dalam sejarah AS. Saya perkirakan tingkat pengangguran akan turun ke sedikit di bawah 3,5 persen tahun depan, terendah dalam hampir 50 tahun," jelasnya.

        Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

        Penulis: Fajar Sulaiman
        Editor: Kumairoh

        Bagikan Artikel: