Bank Indonesia (BI) Kantor Perwakilan Surakarta akan memudahkan masyarakat khususnya di desa untuk menukar uang baru melalui Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Kepala BI Kanwil Surakarta, Bandoe Widiarto, menjelaskan bahwa pelibatan BPR dilakukan karena uang yang ada di BPR mayoritas kondisinya kurang bagus. Ini beralasan karena BPR lokasinya kan kebanyakan di pasar-pasar dan desa-desa.?
"Selama ini penukaran uang lusuh ke baru yang dilakukan oleh BPR juga harus melalui perbankan umum karena biasanya jarak BPR ke BI cukup jauh. Ini akhirnya juga memerlukan proses yang cukup lama. Oleh karena itu, beberapa waktu lalu kami menandatangani nota kesepahaman dengan BPR terkait pelayanan uang baru," ungkap Bandoe dalam keterangannya di Solo, Sabtu (20/10/2018).
Ia mengatakan teknisnya adalah BI melakukan jemput bola melalui kas keliling. Selanjutnya pihak BPR bisa menyiapkan uang lusuh untuk kemudian ditukarkan ke kas keliling BI.
"Dalam hal ini, BPR wajib memberi layanan penukaran keuangan kepada masyarakat. Jadi masyarakat ketika ambil uang ke BPR bisa dapat baru," katanya.
Dikatakannya pula, dari skala nilai 1-16 saat ini kondisi uang pecahan besar yang beredar di bawah Kantor Perwakilan Surakarta berada di skala 14, sedangkan uang pecahan kecil di skala 12.
"Untuk mempertahankan di skala 14 juga tidak mudah. Oleh karena itu, langkah ini (menggandeng BPR, red) kami lakukan untuk mempertahankan itu," katanya.
Sementara itu, dikatakannya, untuk uang lusuh atau tidak layak edar selanjutnya akan dimusnahkan. Menurut dia, hingga triwulan II tahun ini sebanyak Rp334 miliar uang tidak layak edar yang dimusnahkan. Menurut Bandoe, uang tidak layak edar memiliki empat kriteria, yaitu lusuh bisa karena jamur atau yang lain, rusak, cacat, dan uang emisi lama yang sudah tidak berlaku.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Lestari Ningsih
Tag Terkait: